Mendikbud Belum Puas dengan RSBI

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengaku belum puas dengan keberadaan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Hal itu ia ungkapkan dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Rabu (1/2/2012) di gedung DPR RI, Jakarta.

Ia mengatakan, keberadaan RSBI masih harus terus didukung dan didorong oleh semua pihak, walaupun dalam data yang dimilikinya tercatat secara akademik bahwa RSBI sudah mulai menunjukkan keunggulannya jika dibandingkan sekolah berstandar nasional.

Ia membeberkan, untuk jenjang pendidikan dasar, SD RSBI lebih unggul 12 persen, dan SMP RSBI lebih unggul 15 persen dibandingkan dengan sekolah berstandar nasional. Adapun pendidikan menengah (SMA/SMK) berlabel RSBI tercatat lebih unggul sekitar 20 persen ketimbang sekolah berstandar nasional.

"Memang sudah menunjukkan adanya perbedaan dan prestasi, tapi tetap harus terus didorong karena ini belum memuaskan," kata Nuh.

Di luar itu, ia berharap sekolah berlabel RSBI mau melaksanakan ketetapan yang ada, dengan menyediakan 20 persen kursinya untuk siswa miskin. Dia menekankan, keeksklusifan RSBI jangan terletak pada tarifnya, tetapi harus eksklusif dari sisi akademiknya.

"Eksklusif yang kita maksud adalah akademiknya, bukan eksklusif sosial," terangnya.