Jakarta, Kompas -
Hal itu dikatakan Pembantu Rektor I Bidang Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Mohammad Matsna yang menjadi Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Panitia Lokal 30 Wilayah I DKI Jakarta di sela-sela sosialisasi SNMPTN Jalur Undangan, Selasa (14/2), di Jakarta.
”Ini jalur tanpa tes. Karena itu, kami pilih yang terbaik prestasi akademiknya dan konsisten tiga semester akhir,” ujarnya.
Ranking siswa harus stabil di lima besar dan tidak boleh turun peringkat. Matsna mengatakan, panitia lokal SNMPTN tidak bisa memantau kemungkinan adanya kecurangan dalam jalur undangan. Panitia lokal menyerahkan persoalan itu kepada panitia pusat dan menilai praktik kecurangan sebagai masalah moral.
Pada jalur undangan, siswa hanya diperbolehkan memilih program studi sesuai jurusannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, penerimaan jalur undangan menetapkan kuota berdasarkan status akreditasi sekolah. Sekolah berakreditasi A mendapat kuota 50 persen, sekolah berakreditasi B sebesar 30 persen, dan sekolah berakreditasi C 15 persen. Sekolah yang belum terakreditasi mendapat kuota 5 persen.
Rafik Karsidi dari Humas Panitia SNMPTN yang juga Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret menambahkan, kuota jalur undangan didasarkan pada akreditasi, bukan berdasarkan pada jenis layanan pembelajaran, apakah rintisan sekolah bertaraf internasional atau sekolah unggulan. ”Sistem dengan akreditasi sekolah ini mencerminkan keadilan bagi tiap sekolah,” ujarnya.
Sebanyak 935.000 siswa akan mengikuti SNMPTN. Pendaftaran SNMPTN jalur undangan dibuka 1 Februari hingga 8 Maret. Pengumuman SNMPTN pada 25 Mei dan registrasi mahasiswa baru pada 12-13 Juni 2012.