Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Sampai Menyesal seperti Membanjirnya Buah Impor"

Kompas.com - 15/02/2012, 09:21 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah akan tetap mempertahankan sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Keberadaan RSBI dibutuhkan untuk menghadapi membanjirnya sekolah-sekolah dari luar negeri yang akan masuk bersamaan dengan dimulainya era perdagangan bebas.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Suyanto mengatakan hal itu seusai pembukaan Olimpiade Sains Nasional Sekolah Menengah Pertama RSBI Ke-3 di Kota Solo, Selasa (14/2). Kegiatan ini diikuti 1.336 siswa dari 334 SMP RSBI dari seluruh Indonesia.

”RSBI penting karena jika suatu ketika Indonesia kebanjiran sekolah kualitas unggul dari luar negeri, masyarakat akan menyesal seumur-umur seperti halnya sekarang kita lihat membanjirnya buah impor. Padahal, negara kita kaya buah-buahan, tetapi justru menjadi surganya buah impor. Itu karena kita tidak punya desain atau blue print untuk pengembangan buah agar menjadi raja di negeri sendiri. Begitu pula dengan pendidikan. RSBI harus menjadi raja di negerinya sendiri,” papar Suyanto.

Saat sambutannya, Suyanto bahkan mengimbau agar kepala sekolah, guru, dan orangtua yang menyekolahkan anaknya di RSBI melakukan tindakan mendukung RSBI, misalnya menggelar audiensi dengan DPR atau membuat artikel di media massa. Pihaknya sendiri akan berupaya meyakinkan Mahkamah Konstitusi bahwa RSBI memiliki semangat cita-cita luhur membangun pusat keunggulan sehingga bisa menjadi contoh bagi sekolah lain di sekitarnya.

Pada awal Januari 2012, Koalisi Anti Komersialisasi Pendidikan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi untuk memohonkan uji materi atas Pasal 50 Ayat 3 UU Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar penyelenggaraan RSBI.

”Kalau RSBI dihapus, kerjaan kita selama bertahun-tahun hilang begitu saja. Tolong asosiasi kepala sekolah, guru memikirkan cara untuk mempertahankan RSBI. Sekolah agar perhatikan betul bisa menerima 20 persen dari siswa miskin. Orangtua juga, suarakan bahwa sekolah di RSBI tidak rugi membayar kualitas,” kata Suyanto.

Menurut dia, pihaknya meminta agar RSBI diberi waktu untuk membuktikan diri. Pihaknya menetapkan RSBI punya waktu tujuh tahun untuk mempersiapkan diri menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). Setelah waktu itu sekolah gagal mencapai persyaratan sebagai SBI, status sekolah akan dikembalikan seperti sebelumnya, yakni sekolah standar nasional.

Salah satu guru SMP RSBI, Abdurrahman, mengatakan, semestinya semua sekolah yang termasuk RSBI harus terus didorong untuk menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Ia mengakui, hal ini sangat bergantung pada cara pikir semua pihak, seperti kepala sekolah dan guru. (eki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com