SOLO, KOMPAS.com — Sekolah-sekolah yang terbukti curang dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri lewat jalur undangan akan diberi sanksi selama tiga tahun. Sanksi ini ditujukan untuk mendorong pengelola sekolah bersikap jujur dan menjadi pelajaran bagi sekolah lain.
Sanksi pertama, pendaftaran siswa-siswa dari sekolah yang bersangkutan saat pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) lewat jalur undangan tidak akan diproses. Sanksi berikutnya, sekolah tersebut tidak diundang untuk mengikuti SNMPTN jalur undangan selama dua tahun berikutnya.
Koordinator Humas Panitia SNMPTN Ravik Karsidi, yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengatakan hal itu di Solo, Senin (5/3/2012). Menurut Ravik, kecurangan yang biasa dilakukan sekolah adalah merekayasa nilai agar siswanya lolos masuk SNMPTN lewat jalur undangan. ”Ada sekitar 10 sekolah yang diindikasi memanipulasi nilai siswa-siswanya,” kata Ravik.
Nama sekolah yang diduga melakukan kecurangan ini akan diumumkan pada 9 Maret mendatang. Sekolah itu pun akan masuk daftar hitam selama sanksi diberlakukan. Panitia juga terus mendeteksi kemungkinan kecurangan dengan modus lain.
”Pendaftaran lewat jalur undangan ini dasarnya kejujuran. Kalau kepercayaan kami sudah dicederai, mau tidak mau ada sanksi bagi pelanggar,” kata Ravik.
Meski demikian, Ravik belum bersedia mengungkapkan berapa jumlah siswa yang akan gugur keikutsertaannya akibat sekolah yang berlaku curang. Ada lebih dari 6.000 sekolah yang diundang mengikuti SNMPTN jalur undangan. Pengumuman siswa yang lolos mengikuti jalur ini pada 28 Mei mendatang.
Belum ditemukan
Ketua Panitia Lokal 44 UNS Sutarno mengatakan, dugaan kecurangan belum ditemukan untuk wilayahnya. Minat pendaftar tahun lalu dan tahun ini relatif sama. Hingga tiga hari menjelang penutupan pendaftaran SNMPTN jalur undangan, pihaknya menerima 12.454 pendaftar.
Peningkatan minat terjadi untuk pendaftaran beasiswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi (bidik misi). Dari kuota yang dimiliki UNS sebesar 500 mahasiswa baru, jumlah pendaftar telah mencapai 3.600 orang.
Menurut Sutarno, pihaknya telah melayangkan surat ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meminta tambahan kuota mengingat tingginya minat pendaftar. ”Kami meminta tambahan 500 mahasiswa, tetapi dikasihnya berapa, kami serahkan ke Ditjen Dikti,” kata Sutarno. (EKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.