Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendahnya Hasil Uji Kompetensi Sudah Diprediksi

Kompas.com - 17/03/2012, 07:59 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina, Abduhzen menilai rendahnya hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) telah diprediksi sejak awal. Menurutnya, rendahnya hasil UKA merupakan cermin dari realitas guru yang tidak pernah mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari pemerintah.

"Pemerintah selama ini abai dengan pembinaan untuk menaikkan kapasitas guru. Begitu bertugas menjadi guru tidak pernah dilatih, lama kelamaan lupa dengan ilmu," kata Abduhzen, Jumat (16/3/2012) malam, di Jakarta.

Namun begitu, ia mengingatkan, bahwa hasil UKA yang rendah jangan diartikan jika rata-rata guru di Indonesia bodoh. Karena menurutnya, UKA tidak menunjukkan kompetensi guru secara utuh.

Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Besar (PB) PGRI ini menjelaskan, UKA hanya menguji satu komponen, yakni unsur kognitif guru. Ia menilai, naskah soal UKA sangat teoritis, yang menyulitkan para guru dalam menjawab soal-soal tersebut.

"Tidak hanya guru lama, tapi guru baru juga akan kesulitan menjawab. Guru yang hebat bukan karena kepandaian menguasai teori, namun juga dinilai dari kemampuan atau metodologi pengajaran yang dimiliki," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Kemdikbud telah merilis hasil rata-rata UKA 2012. Dari situ diketahui jika hasil rata-rata UKA secara nasional masih sangat rendah, yakni 42,25 dengan nilai tertinggi 97,0 dan nilai terendah 1,0. Hasil rata-rata itu berasal dari UKA seluruh peserta (guru) dari jenjang TK sampai jenjang SMA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com