Jakarta, Kompas
”Mereka tertarik memproduksi green car (mobil hemat energi). Maka, mereka harus mengikuti semua persyaratan yang ada,
Hal itu disampaikan Hidayat seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima para pemimpin Nissan- Renault. Petinggi perusahaan tersebut yang datang antara lain Ketua (Chairman) Nissan-Renault Carlos Ghosen, Wakil Presiden Eksekutif (Executive Vice President) Nissan Motor Hiroto Saikawa, dan Presiden Direktur Indomobil Lusak Kartowidjojo.
Menurut Hidayat, Nissan-Renault juga menyanggupi syarat bahwa nanti 80 persen komponen mobil dibuat di Indonesia. ”Industri komponennya juga harus bekerja sama dengan industri lokal,” tuturnya.
Nissan-Renault berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ekspor mobil di kawasan Asia Tenggara serta Afrika. ”Mereka menyanggupinya dan mengatakan bahwa mereka sudah memiliki pasar sendiri,” kata Hidayat.
Untuk menaikkan produksi dari 100.000 unit per tahun menjadi 250.000 unit per tahun, menurut Hidayat, Nissan-Renault berinvestasi sebesar 400 juta
Pabrik Nissan-Renault sudah ada di Indonesia, yakni di Cikampek, Jawa Barat. Menurut rencana, akan didirikan pabrik baru untuk mendukung penambahan produksi.
Persiapan pengembangan mobil hemat energi (green car), menurut Hidayat, dimulai Nissan- Renault setelah pemerintah, lewat Kementerian Keuangan, mengesahkan regulasi program mobil hemat energi berbiaya rendah (low-cost green car).
”Semua menunggu regulasi yang sedang disiapkan. Dua minggu lalu ada rapat antara Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator Perekonomian, dan Menteri Keuangan untuk membahas program low-cost green car. Sudah ada kesepakatan mengenai regulasinya dan insentif pajaknya,” kata Hidayat.