Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Data Pemantauan Kerusakan Karang

Kompas.com - 21/03/2012, 04:53 WIB

Padang, Kompas - Pencemaran yang terjadi di kawasan perairan di Teluk Buo, Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat, ternyata tidak pernah dipantau secara rutin. Akibatnya tidak ada data tentang kerusakan karang.

Padahal, dalam Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumbar 2011 yang dikeluarkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Sumbar, kondisi buruk itu tampak jelas.

Data yang diperoleh Kompas, Selasa (20/3), menyebutkan, perkembangan laju kerusakan terumbu karang, padang lamun, dan mangrove sulit dianalisis karena tidak adanya pemantauan atau pengukuran secara rutin. Pemantauan atau pengukuran tidak dilakukan rutin karena untuk melakukannya harus menyelam ke dasar laut.

Berdasarkan dokumen itu, ada perbedaan data mencolok terkait kondisi kawasan tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Sebagai perbandingan, kerusakan terumbu karang di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat hamparan seluas 1.278 hektar pada 2010 dengan 42,49 persen di antaranya rusak. Namun, pada 2011, luas hamparan terumbu karang menjadi 17.914 hektar dengan 80,33 persen dalam kondisi rusak.

Sementara itu, di Kota Padang, pada 2010 tercatat 13,27 persen terumbu karang rusak dari total luasan 83,65 hektar. Namun, pada 2011, luasan terumbu karang menjadi 11,7 hektar dengan 4,42 persen rusak.

Berbeda sumber

Tidak akuratnya data ini kemungkinan disebabkan sumber berbeda antara Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar serta Dinas Kelautan dan Perikanan di setiap kabupaten/kota.

”Memang tren kerusakan terumbu karang di Sumbar semakin naik,” kata Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Sumbar Asrizal Asnan.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar Khalid Saifullah menyebutkan, sedimentasi besar-besaran diduga terjadi sejak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Teluk Sirih yang dimulai tahun 2008.

(INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com