Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekohidro Dapat Dipertanggungjawabkan secara Ilmiah

Kompas.com - 21/03/2012, 22:04 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

PEKANBARU, KOMPAS.com — Sistem manajemen pengelolaan air PT Riau Andalan Pulp and Paper di lahan gambut areal konsesi hutan tanaman industri dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tata kelola air yang dikenal dengan konsep ekohidro itu bahkan patut dikembangkan secara nasional sebagai model pengelolaan gambut.

Secara ilmiah, konsep ekohidro itu dapat diterima logika. Dengan pengelolaan air yang baik di lahan gambut, produktivitas semakin tinggi, mengurangi kebakaran, memperkecil emisi karbon, dan mengurangi laju subsidensi atau degradasi gambut. Emisi karbon di lahan gambut yang dikelola dengan ekohidro dapat dipantau secara terus-menerus dengan menggunakan alat canggih terbaru Li-Cor 8100.

Data emisi karbon sepanjang tahun dapat dibaca kapan saja dan dari mana saja karena menggunakan satelit.

"Dua pakar dari Jepang sedang melakukan penelitian untuk itu. Tidak ada yang ditutupi," ujar Wawa, dosen Ilmu Tanah Universitas Riau yang juga anggota Tim Pakar MRV (tim pakar untuk monitor, pelaporan, dan verifikasi) Kementerian Kehutanan pada seminar "Peran Bisnis dalam Mendukung Program REDD di Indonesia" di Pekanbaru, Rabu (21/3/2012).

Pembicara lain, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Bidang Lingkungan Hidup Shinta W Kamdani dan Presiden Komisaris PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas.

Menjawab wartawan soal masih banyaknya penolakan dari pemerhati lingkungan, Wawan siap menjelaskan konsep ekohidro itu. "Kalau saja semua pihak yang peduli lingkungan mau duduk bersama membahas konsep ini secara ilmiah, tentunya ada kesamaan persepsi. Saya berani mempertanggungjawabkan konsep ini secara ilmiah. Namun sayang, beberapa pakar lingkungan dan LSM yang kami undang tidak bersedia datang," ujar Wawan.

Shinta menambahkan, banyak diskoneksi informasi tentang metoda pengelolaan gambut yang dilakukan grup APRIL itu. Ditambah lagi sudah terbentuk persepsi atau konotasi negatif dari berbagai pihak terhadap perusahaan raksasa bubur kertas itu pada masa lalu.

"Ekohidro adalah tenologi baru, mudah, dan murah diterapkan. RAPP sudah berubah dan melakukan perbaikan. Kadin justru merencanakan akan memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan proyek ramah lingkungan," kata Shinta.

Tony Wenas menyatakan, pihaknya siap menyediaan sarana debat ilmiah pakar-pakar lingkungan dari seluruh Indonesia. Debat ilmiah pakar-pakar yang selama ini pro dan kontra, tentunya dapat menyimpulkan sebuah kondisi dengan latar belakang data sama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com