KOMPAS.com — Jerman merupakan tujuan favorit pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berminat belajar ke luar negeri dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Program pendidikan yang banyak dipilih adalah kedokteran dan teknik (engineering).
"Dibandingkan dengan negara-negara lain, Jerman memang berada di urutan kelima, tapi yang teratas di antara negara Eropa," kata kepala dinas pertukaran akademis Jerman (DAAD), Irene Jansen.
Data pendidikan global UNESCO 2011 menyebutkan, Australia berada di peringkat teratas sebagai negara tujuan pendidikan luar negeri mahasiswa Indonesia dengan jumlah 10.205 orang, Amerika Serikat di urutan kedua (7.386), Malaysia di urutan ketiga (7.325), Jepang di posisi keempat (1.788), dan Jerman di urutan kelima (1.546).
Menurut Jansen, biaya pendidikan di Jerman relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di Eropa. Ini karena sekitar 90 persen universitas di Jerman merupakan universitas milik pemerintah yang dana pendidikannya berasal dari pajak masyarakat.
"Universitas swasta membebankan biaya sekitar 500 euro per semester untuk administrasi," ujarnya.
Jansen menuturkan, biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di Jerman antara 700-900 euro per bulan. Mahasiswa bisa menggunakan bantuan bagi mahasiswa dan potongan harga sehingga biaya hidup dapat ditekan.
Menurut dia, bagi mahasiswa dengan biaya pendidikan pribadi, diperlukan jaminan keuangan senilai 8.040 euro untuk biaya hidup selama setahun pertama kuliah.
DAAD hanya menawarkan beasiswa bagi S-2 dan S-3. Ada 200 beasiswa dari beragam program studi. Untuk itu, calon mahasiswa harus melakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan program studi yang akan dipilih.
Untuk mendapatkan beasiswa, calon mahasiswa harus melewati beberapa tahapan. Calon harus memiliki jalur pendidikan yang sama dengan program studi yang diinginkan, nilai akademik yang tinggi, seleksi wawancara profesor, seleksi komite, proposal penelitian, kemampuan komunikasi yang baik, dan sertifikat bahasa Jerman.
Untuk jalur sarjana, DAAD tidak menawarkan beasiswa. Para lulusan SMU tidak serta-merta bisa mendaftar karena harus mengikuti penyetaraan pendidikan terlebih dulu dengan mengikuti sekolah persiapan Studient Kolleg selama satu tahun. Ini karena pendidikan dasar di Indonesia hanya 12 tahun, sedangkan di Jerman 13 tahun.
DAAD perwakilan Jakarta didirikan pada 1990. Hingga kini jumlah alumni Indonesia mencapai 27.000 orang, sedangkan yang mendapatkan beasiswa mencapai 3.000 orang.