Menurut Ketua Program Studi Teknik Elektro IT Telkom Achmad Rizal, kemenangan tersebut membanggakan karena inilah kiprah pertama mereka dalam kompetisi tingkat internasional. ”Kemenangan ini diharapkan bisa meningkatkan minat riset mahasiswa,” katanya, Senin (2/4).
Berdasarkan keterangan yang dirilis IT Telkom, tiga dari empat robot yang mereka bawa menyabet juara untuk divisi robot berkaki ataupun beroda. Mereka adalah Hamazar yang menjuarai divisi beroda, diikuti Garuda 1 meraih juara kedua kategori yang sama. Robot berikutnya, yaitu Arjuna, menjuarai divisi berkaki. Dari kategori yang sama, juara kedua diraih Yaqut kemudian Aqabah juara ketiga dari ITB.
Selain IT Telkom dan ITB, robot dari Universitas Komputer Indonesia juga meraih juara pertama untuk kategori robo waiter entry level dan memborong juara pertama dan kedua untuk kategori robo waiter advanced.
Mahasiswa IT Telkom yang berangkat ke AS adalah Candra Herdianto, Andrean Permana Ardhi, Dian Wahyu Widiyanto, dan Dhimas Arveliansyah. Mereka didampingi tiga dosen, yakni Istikmal, Agung Nugroho Jati, dan Muhammad Ary Murti. Mahasiswa dari ITB yang berangkat adalah Samratul Fuady, Niam Rizka Arifuddin, dan Imanuddin Yahya. Dosen pembimbing dari ITB Widyawardana Adiprawita. Tim Indonesia diketuai Kusprasapta Mutijarsa.
Trinity Fire Fighting Home Robot Contest and Robo Waiter 2012 digelar di Kampus Trinity College, Hartford, Connecticut, 30 Maret-1 April 2012. Lomba ini diikuti 130 tim dari sejumlah negara, seperti AS, Portugal, Israel, dan China.
Dalam kategori fire fighting, yang dinilai adalah kemampuan robot dalam berjalan menyusuri labirin untuk mencari sumber api, memadamkannya, kemudian kembali ke tempat semula. Sementara itu, kategori robo waiter, robot harus bisa bertugas layaknya seorang pembantu dengan mengangkat beban tanpa jatuh.
Prestasi gemilang juga diukir siswa Sekolah Menengah Kejuruan Agro Nurul Huda Ciamis, Jawa Barat. Lulusan SMK ini langsung diserap industri penetasan dan pembesaran ayam. Lulusan SMK Agro Nurul Huda dianggap layak memenuhi kualifikasi industri penetasan dan pembesaran ayam.
Direktur SMK Agro Nurul Huda Koswara Suwarna, Senin (2/4), mengatakan, penyerapan lulusan sekolah itu sudah terjadi sejak 2011. Saat itu, 16 dari 49 lulusan angkatan pertama terserap
Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nasional Heri Dermawan mengatakan, keberadaan SMK Agro Nurul Huda sangat strategis. Dari sekitar 7.000 peternak, hanya sekitar 10 persen yang menguasai teknologi peternakan modern.