Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Siapakah yang Perlu Lebih Difasilitasi?

Kompas.com - 11/04/2012, 14:12 WIB
M.Latief

Penulis

Oleh Dhitta Puti Sarasvati 

KOMPAS.com - Sejumlah kepala sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) mengunjungi Jepang pada 2009 lalu untuk menjajagi kerjasama dengan sekolah-sekolah di Jepang dalam bentuk sister school. Murni Ramli, penerjemah sekaligus seorang peneliti pendidikan yang saat itu mendampingi mereka, membuat catatan terkait kunjungan tersebut.

Berdasarkan catatannya, konsep RSBI dikritisi secara keras oleh para pendidik di Jepang. Mereka beranggapan, bahwa konsep RSBI yang dianggap sebagai sebuah konsep yang tidak jelas.

Menurut para pendidik di Jepang, pendidikan bukanlah barang elit yang harus diberikan hanya kepada sebagian anak pandai saja. Tetapi, pendidikan adalah sebuah hak, yang harus diterima oleh semua anak dengan kualitas sama.

Memang, mereka mengakui, anak yang pandai perlu difasilitasi secara lebih baik, tapi bukan dengan mendirikan sekolah berstandar internasional mengikuti standar negara lain. Yang dilakukan pemerintah Jepang bukanlah mendirikan sekolah unggul, tetapi membangun sekolah-sekolah dengan fasilitas yang sama, yang bisa mendidik anak-anak tanpa ada perbedaan (Ramli, 2009).

Para birokrat pendidikan Indonesia (pemerintah) tampaknya berpikiran lain. Mereka tidak menganggap, bahwa setiap anak harus diberikan kesempatan sama untuk memperolah haknya terhadap pendidikan. Mereka mendirikan sekolah-sekolah RSBI dan sekolah unggulan yang difasilitasi lebih baik dibandingkan sekolah-sekolah pada umumnya.

Seorang guru, di Langkat, Sumatra Utara, harus mengajar enam kelas sekaligus karena kurangnya jumlah guru (Harian Analisa, 2011). Sementara siswa-siswi yang bersekolah di RSBI dan sekolah unggulan tidak pernah merasakan kekurangan guru. Mereka, para siswa sekolah unggulan tersebut, juga bisa menikmati fasilitas laboratorium, komputer, dan perpustakaan yang tersedia di sekolah. Fasilitas yang mereka dapatkan lebih baik dibandingkan sekolah lain pada umumnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Suyanto membenarkan adanya kastanisasi dalam pendidikan di Indonesia. Menurutnya, sekolah-sekolah RSBI memang menciptakan kasta, yakni dari sisi akademik.

"Hidup kan memang ada kastanya. Di perusahaan kan juga ada kasta," kata Suyanto (Kompas.com/4/1/2012).

Dus, pernyataan Suyanto mengindikasikan, bahwa kastanisasi adalah hal wajar di dalam dunia pendidikan. Kastanisasi di sini berarti ada anak-anak yang lebih berhak difasilitasi dibandingkan dengan yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com