Jakarta, Kompas
Di Medan, Padang, Makassar, Banjarmasin, Semarang, Jember, Brebes, dan sejumlah daerah lain dilaporkan distribusi soal dan pelaksanaan ujian nasional (UN) berjalan lancar.
Penilaian ini pun disampaikan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Haryono Umar saat evaluasi UN SMP dan sederajat, Senin (23/4), di Jakarta.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya UN makin meningkat. Ditambah berbagai variasi soal, kemungkinan terjadi kebocoran soal semakin sulit.
Secara terpisah, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengimbau orangtua siswa, guru, dan siapa pun yang melihat terjadi kebocoran soal agar melapor ke ICW. ”Tidak perlu khawatir akan mendapat serangan balik karena akan dilindungi,” kata peneliti senior ICW, Febri Henri, saat pemutaran film dokumenter kecurangan UN tahun lalu, di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Jakarta.
Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai berjanji akan melindungi pelapor yang mengalami kekerasan atau perbuatan yang mengarah ke tindak pidana.
Di Padang, Jember, Brebes, serta Surakarta terdapat siswa yang mengikuti UN di ruang tahanan karena terlibat kasus pidana.
Di Banjarmasin terdapat kasus soal kosong untuk dua nomor pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga soal tersebut dianggap tidak ada.
Di Yogyakarta, peserta UN yang tunanetra menyesalkan soal UN yang tak tersedia dalam huruf braille sehingga saat mereka mengerjakan soal harus dibacakan pihak lain.