Mengapa Sekolah Inklusi Tak Dapat Naskah Soal Braille?

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini, siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tidak mendapat  naskah soal dengan huruf braille. Padahal, sesuai kriterianya, para siswa tersebut seharusnya mendapat pelayanan khusus dalam bentuk naskah soal braille.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengakui hal tersebut. Para siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tidak mendapat naskah soal UN dengan huruf braille.

Menurutnya, daya serap serta kemampuan berpikir siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi sama dengan siswa normal lainnya. Dengan alasan itu, maka pemerintah mengambil kebijakan menghilangkan naskah soal berhuruf braille untuk sekolah inklusi.

"Inklusi itu treatment-nya sama dengan orang normal, hanya dibantu dibacakan soalnya dan diberi tambahan waktu 30 menit. Justru mereka bahagia dengan cara seperti itu. Jika ada keluhan, maka mereka tentu akan memilih SLB," kata Musliar, Selasa (24/4/2012), di Jakarta.

Dijelaskannya, ditiadakannya naskah braille di sekolah inklusi juga merupakan sikap pemerintah untuk memposisikan siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi agar sejajar dengan siswa normal di sekolah lainnya. Selain itu, bagi Musliar, langkah ini juga berguna untuk melatih para siswa di sekolah inklusi agar lebih percaya diri.

"Mengapa hanya inklusi yang ditiadakan? Karena kita memposisikan mereka seperti orang normal. Supaya mereka lebih percaya diri. Karena mereka memiliki daya serap yang sama dengan siswa di sekolah normal," pungkas Musliar.