Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Mundur karena Dipaksa Berikan Nilai Fiktif

Kompas.com - 30/04/2012, 21:55 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Karena dipaksa memberikan nilai untuk murid-muridnya, seorang guru di SMA Negeri I Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, akhirnya mengundurkan diri sebagai guru komite sekolah.

Guru bernama Maria Yohana Abi itu telah mengabdi sejak 2007 sebagai pengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Abi mengajukan pengunduran dirinya kepada kepala sekolah dan komite sekolah pada Senin, (23/4/2012) karena tak kuasa menahan tekanan psikologi yang ditanggungnya selama ini.

"Saya pada intinya hanya mau memperhatikan kualitas pendidikan anak-anak dan tidak berniat mau menjatuhkan guru-guru apalagi kepala sekolah. Hanya kalau model pendidikan seperti ini dampaknya nanti pada anak-anak. Terus terang saja, saya mengundurkan diri karena tidak cocok dengan sistem di dalam sekolah," kata Abi di kediamannya, Senin (30/4/2012).

Abi mengatakan, persoalan tersebut dilatarbelakangi oleh kurangnya jumlah siswa yang tidak menguasai pelajaran TIK di kelas XI semester I pada tahun ajaran 2010/2011. Setelah proses belajar mulai dari dasar internet sampai ujian, hanya tiga orang siswa yang dinyatakan mampu, sedangkan sebagian besar tidak bisa dan terancam tidak lulus.

Khawatir bila nilai-nilai ujian itu dapat mengganggu kelulusan siswa, beberapa wali kelas XI mendesak Abi untuk merekayasa nilai tanpa melalui rapat dengan guru-guru. Merasa mendapat secara psikologis, akhinya Abi terpaksa memberi nilai merata antara 70 dan 80 untuk semua murid, meskipun hal itu tidak sesuai dengan indikator dalam silabus. "Saya selama ini tertekan, tapi mengingat banyak hal khususnya terhadap siswa sehingga baru minggu lalu karena tak kuat lagi, terpaksa saya harus mengundurkan diri," kata Abi.

Terkait dengan itu, Kepala SMA Negeri I Kefamenanu, Yoseph Obe, mengatakan bahwa masalah tersebut berada di luar kendalinya karena ia belum genap menjabat sebagai kepala sekolah selama satu tahun. Kejadian itu, kata Obe, menjadi tanggung jawab kepala sekolah sebelumnya.

Meski demikian, Obe sangat menyayangkan sikap Abi yang memuat berita di sebuah media online lokal tentang hal tersebut di saat dirinya sementara menjabat sebagai kepala sekolah. "Kenapa tidak dipublikasikan sebelum-sebelumnya? Untuk pemberian nilai TIK kepada para murid, sebenarnya tidak ada yang menekan dan tidak ada yang mengintervensinya. Yang bersangkutan juga dengan sadar mengisi nilai di depan guru-guru sekretaris yag merekrut nilai-nilai itu," kata Obe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com