Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Pariwisata Sepi Peminat

Kompas.com - 07/05/2012, 15:29 WIB

Kompas.com - Minat lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melanjutkan pendidikan di bidang pariwisata semakin menurun selama lima tahun terakhir. Salah satu kendalanya adalah biaya pendidikan yang mahal.
    
Ketua sekolah tinggi pariwisata (STP) Noviendi Makalam di Gedung STP Bandung, Senin, mengatakan penurunan minat tersebut dikeluhkan oleh berbagai perguruan tinggi pariwisata di Indonesia yang tergabung dalam Himpunan Perguruan Tinggi Pariwisata Indonesia.
    
"Mereka mengeluh sulit mencari mahasiswa selama lima tahun terakhir," ujarnya.

Ia mengakui salah satu kendala yang menurunkan peminat adalah biaya sekolah pariwisata yang cukup mahal. Umumnya sekolah swasta mematok biaya kuliah antara Rp 30 - Rp 40 juta per mahasiswa per tahun.
    
Sedangkan STP yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga biaya yang ditanggung oleh mahasiswa hanya Rp5 juta per tahun.

Untuk itu Noviendi mengimbau agar pemerintah bisa menyediakan beasiswa untuk menarik minat lulusan SMA melanjutkan pendidikan di bidang pariwisata. "Jumlah beasiswa untuk jurusan pariwisata masih sangat kecil dibanding bidang studi lainnya," ujarnya.

Padahal, lanjut dia, perbaikan sumber daya manusia adalah salah satu faktor utama yang harus dilakukan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia.
    
Noviendi juga menilai bahwa para lulusan SMA belum yakin pendidikan pariwisata bisa memberi karier dengan penghasilan yang layak. "Padahal jurusan pariwisata sangat bisa menghidupkan lulusannya dari segi penghasilan," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, lulusan sekolah pariwisata yang kemudian bekerja di luar negeri juga mendatangkan devisa bagi negara.
    
Di STP Bandung sendiri, menurut Noviendi sampai saat ini masih cukup diminati. "Setiap tahun rasio penerimaan kami masih satu banding empat, jadi masih banyak peminatnya," ujarnya.
   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com