JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno mengaku tertantang dengan usulan untuk mengonversi kampus yang dipimpinnya menjadi perguruan tinggi negeri (PTN). Diakui Edie, usulan tersebut pertama kali dicetuskan oleh Ketua MPR RI, Taufik Kiemas beberapa waktu lalu.
Edie mengatakan, Ketua MPR, Taufik Kiemas memberikan usulan agar Universitas Pancasila mengubah statusnya menjadi PTN. Alasannya adalah untuk menjaga keberlanjutan universitas tersebut.
Terlebih dengan "gelar" Pancasila yang diemban oleh universitas itu. "Kami merasa ditantang dengan usulan itu. Saya rasa benar juga, bagaimana jika Pancasila tak menjadi PTN? Apakah ada jaminan akan keberlanjutannya," kata Edie seusai melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, di gedung Kemdikbud, Rabu (16/5/2012).
Dengan menyandang nama "Pancasila", kata Edie, kampus yang dipimpinnya merasa perlu mengembangkan dan meningkatkan peran, khususnya untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu, ia tak menunggu lama. Hanya berselang beberapa hari saat usulan itu pertama kali dicetuskan, hari ini ia langsung menemui Mendikbud untuk membicarakan secara khusus mengenai usulan itu. "Jika dikonversi ke PTN, peran kami akan semakin kuat dan berkembang," ujarnya.
Dipaparkan Edie, saat ini Universitas Pancasila memiliki sembilan ribu mahasiswa. Jumlah tersebut berasal dari semua jenjang, mulai program studi D3 sampai program studi S3.
Diberitakan sebelumnya, Rektor Universitas Pancasila didampingi Ketua MPR Taufik Kiemas melakukan pertemuan dengan Mendikbud Mohammad Nuh di gedung Kemdikbud, Jakarta. Dalam pertemuan yang digelar tertutup itu, kedua belah pihak melakukan pembicaraan mengenai rencana mengonversi Universitas Pancasila menjadi PTN.
Ditemui seusai pertemuan, Mendikbud mengaku akan mempertimbangkan usulan itu. Saat ini, ia akan mengawalinya dengan mendirikan Pusat Studi Pancasila (PSP) di universitas tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.