Pelajaran sastra bagi pelajar memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan kecerdasan dan karakter siswa. ”Pendidikan sastra harus diajarkan tersendiri kepada siswa, dan tidak hanya sekadar membantu pelajaran Bahasa Indonesia,” kata sastrawan Putu Wijaya (68).
Putu menghadiri acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya di Taman Budaya Kota Tegal, pekan lalu. Menurut dia, pelajaran sastra tidak dimaksudkan untuk menjadikan siswa sebagai sastrawan. ”Jadi sastrawan boleh, tetapi kalaupun tidak, setidaknya siswa bisa merumuskan atau menyelaraskan pikiran untuk diucapkan atau dituangkan dalam tulisan,” ujarnya.
Sayangnya, saat ini pelajaran sastra seperti terbuang dan Indonesia juga tidak lagi memiliki guru-guru sastra. Sastra hanya berperan membantu pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, pelajaran sastra berbeda dengan pelajaran bahasa karena pelajaran bahasa cenderung dititikberatkan pada tata bahasa.
Akibatnya, banyak siswa yang tidak bisa beradu pendapat sehingga kemudian memunculkan kasus-kasus perkelahian. Untuk itulah, pendidikan di Indonesia harus memasukkan sastra sebagai ilmu pengetahuan.