Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Penghematan BBM Bersubsidi 568.000 Kiloliter

Kompas.com - 30/05/2012, 20:52 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah menargetkan penghematan bahan bakar minyak bersubsidi tahun ini, dari sejumlah program penghematan energi yang diinstruksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebesar 568.000 kiloliter.

Rinciannya, penghematan BBM bersubsidi dari program larangan pemakaian BBM bersubsidi bagi kendaraan dinas pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD sebesar 135.000 kiloliter. Penghematan dari larangan penggunaan BBM bersubsidi bagi mobil barang perusahaan pertambangan dan perkebunan sebesar 450.000 kiloliter. Adapun penghematan dari konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) 8.000 kiloliter.

"Penghematan dari konversi BBM ke BBG kecil karena baru bisa jalan pada Oktober mendatang. Tetapi, tahun depan, penghematan BBM bersubsidi dari konversi itu akan makin banyak," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik seusai acara sosialisasi gerakan penghematan energi kepada jajaran sekretariat jenderal semua kementerian, Rabu (30/5/2012), di Jakarta.

Adapun program penghematan pemakaian tenaga listrik di gedung-gedung perkantoran instansi pemerintah diperkirakan akan menghemat rekening listrik sekitar 20 persen.

Pemerintah menerbitkan empat peraturan Menteri ESDM dalam rangka penghematan energi. Salah satunya adalah aturan pelarangan BBM bersubsidi untuk mobil dinas pemerintah pusat, pemda, BUMN, dan BUMD yang mulai berlaku 1 Juni 2012 di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Pada Selasa, stiker BBM nonsubsidi sudah diserahkan kepada setiap instansi agar ditempel ke semua mobil milik pemerintah, terutama mobil dinas pelat hitam. "Anggaran transportasi tetap meski memakai BBM nonsubsidi, jadi harus lebih efisien," kata Jero Wacik.

Kementerian ESDM akan melakukan sosialisasi kepada pemilik SPBU bahwa mobil dinas yang memakai stiker khusus tidak boleh memakai BBM bersubsidi. "Karena ini segera berlaku pada 1 Juni nanti, kalau ada yang lolos, itu baru percobaan. Tetapi, mungkin saja ada yang sedang ke luar kota dan belum memakai stiker sehingga nyelonong membeli BBM bersubsidi. Mereka harus diingatkan agar menggunakan BBM nonsubsidi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com