JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menilai berlarut-larutnya masalah di Universitas Indonesia (UI) lantaran banyak ditumpangi kepentingan. Menurutnya, sejumlah pihak memanfaatkan situasi menyusul akan digelarnya pemilihan rektor pada Agustus mendatang.
"UI kebanyakan penumpang, dengan banyak kepentingan. Hati-hati antara menyelesaikan masalah dengan pembentukan opini," kata Nuh, Jumat (8/6/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.
Diungkapkan Nuh, saat ini masalah UI semakin ditarik keluar. Melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan aktivis yang notabene datang dari internal, dan 'menggoyang' ketenangan kampus seperti Gerakan Save UI dan UI Bersih. Padahal, menurutnya sebagai sebuah institusi harusnya UI bisa menyelesaikan masalah secara internal dan kekeluargaan sehingga tidak "gaduh" dan mengganggu suasana akademis di kampus tersebut.
"Sebagai institusi, selesaikan itu dari dalam. Jangan ditarik keluar, dosen pun ikut-kutan," ucapnya.
Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Gerakan UI Bersih mendatangi KPK. Mereka mendesak KPK untuk memprioritaskan penyelidikan dugaan korupsi yang terjadi di UI. Pada kesempatan itu, mereka juga membawa serta seorang saksi yang membeberkan adanya 11 tandatangan palsu pada proyek pembangunan perpustakaan pusat UI. Nilai kerugiannya, sekitar Rp 21 miliar. Dugaan korupsi semakin terang benderang. Karena berdasarkan analisa Labfor Mabes Polri, KPK memastikan jika 11 tandatangan itu benar-benar palsu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, dugaan korupsi di UI mencapai Rp 400 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.