Jakarta, Kompas
AR adalah salah satu jenis virtualisasi benda/produk yang menggabungkan atau memperkaya realitas dunia nyata dengan berbagai fitur dunia maya. Dua realitas itu digabungkan, biasanya melalui kamera
”Teknologi ini sebenarnya sudah lama sejak tahun 1950-an, tetapi mulai berkembang pesat tahun 2000,” kata Peter Shearer, Managing Director Augmented Reality and Co seusai membuka pameran teknologi AR bertajuk ”Augmented Reality and Technology Xperience (ARTX)”, Jumat (15/6), di Jakarta.
Pameran ARTX 2012 digelar dua hari sejak kemarin hingga Sabtu hari ini di Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara, Jalan Kebon Jeruk, Jakarta.
Sebanyak 16 gerai pameran menampilkan produk-produk AR buatan anak negeri yang digunakan perusahaan-perusahaan besar Indonesia. Kebanyakan berupa permainan dan pengayaan informasi sebuah produk.
Pengayaan informasi menjadi menarik dan menyenangkan karena memanfaatkan tampilan dua atau tiga dimensi yang diperkaya dengan fitur interaktif.
Kebanyakan aplikasi AR masih berkutat pada jenis permainan sederhana. Shearer mengakui, ke depan konten adalah raja dari teknologi ini. ”Tantangannya, bagaimana menciptakan konten yang baik,” kata Shearer.
Perusahaan Shearer sedang merancang aplikasi AR lengkap dengan perangkat keras pendukung. ”Saya telah mengontak sebuah perusahaan di Perancis untuk membuat kacamata AR,” kata Peter. Kacamata ini menjadi pengganti
Fredy Purnomo, Kepala Jurusan Ilmu Komputer Universitas Bina Nusantara, mengatakan minat mahasiswa terhadap teknologi AR termasuk tinggi.