Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMKN 14 Bandung Siapkan Ahli Kriya Menengah

Kompas.com - 16/06/2012, 09:35 WIB

Bandung terkenal sebagai kota kreatif. Sejalan dengan hal itu, SMKN 14 Bandung mendidik siswa untuk berkreasi dalam berbagai jenis kriya. Tak heran, lulusan SMK berbasis kriya, seni rupa, dan teknologi ini diburu banyak industri kerajinan.

Di tangan siswa SMKN 14 Bandung, bahan kulit, kayu, logam, tekstil, dan tanah liat dibuat beragam produk kerajinan tangan. Potensi siswa ini dapat mendukung industri kerajinan dalam skala rumah tangga ataupun besar yang mulai menggeliat untuk mendukung industri kreatif.

Rini Ambarwati, Wakil Kepala Hubungan Industri dan Hubungan Masyarakat SMKN 14 Bandung, mengatakan, alumni program keahlian kriya logam, tekstil, kayu, dan keramik dari sekolah ini umumnya terserap ke industri rumah tangga.

”Kalau kerajinan kan tidak massal, masih banyak yang mengandalkan keterampilan tangan,” kata Rini.

Menurut dia, saat ini permintaan tenaga kerja cukup tinggi untuk lulusan program keahlian logam dan tekstil. ”Untuk logam, kami kewalahan. Secara khususnya permintaan datang dari industri perhiasan,” ujar Rini.

Oleh karena itu, sekolah yang didirikan tahun 1987 yang awalnya bernama Sekolah Menengah Seni Rupa Negeri ini berencana meningkatkan jumlah kelas. Para guru ditingkatkan kompetensinya supaya dapat menciptakan desain yang menarik dan bernilai jual.

Meningkatnya minat masyarakat terhadap batik bermotif daerah mendorong munculnya usaha-usaha pembuatan batik. Para siswa program desain dan produksi kriya tekstil memiliki kemampuan untuk bisa membatik dengan beragam motif.

Kemampuan untuk menyablon juga dikembangkan di program kriya tekstil. Di Bandung saja, lowongan kerja untuk penyablonan tersedia cukup lebar.

Dengan kemampuan menyablon, siswa bisa membuka usaha sendiri saat lulus nanti. Teknik sablon bisa diterapkan untuk beragam keperluan, terutama kaus oblong.

Potensi penyablonan kaus dapat dikembangkan sekolah. Permintaan untuk pembuatan kaus sablon datang dari beberapa pihak di Bandung.

Kriya kulit

Siswa di program kriya kulit dididik untuk mengembangkan beragam produk dari kulit asli ataupun sintetis. Pembuatan sepatu berbahan dasar kulit menjadi salah satu keunggulan siswa sekolah ini.

Di bengkel kriya kulit ada etalase kaca yang berisi karya siswa. Bahan kulit dibuat siswa menjadi produk seperti tas, sepatu, kotak hias, dompet, wayang, dan tutup lampu.

Agus Rahmat, Ketua Kompetensi Desain dan Produksi Kriya Kulit, mengatakan, para siswa mendapat pembelajaran, mulai dari menggambar, teknik ornamen, hingga menjahit, secara manual atau memakai mesin.

”Kami harus mengembangkan kreativitas untuk menciptakan produk-produk kerajinan yang laku dijual. Apalagi, SMK yang mengajarkan kompetensi ini terbatas. Kami harus bisa memenuhi permintaan dari industri terkait tenaga kerja yang terampil dan kreatif ,” ujar Agus.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com