Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Penuhi 24 Jam Mengajar, Guru Tak Dibayar

Kompas.com - 18/06/2012, 17:12 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembayaran tunjangan profesi puluhan guru untuk triwulan 1 Tahun 2012 di Kota Bandung, Jawa Barat, ditangguhkan. Para guru itu dianggap belum mencapai ketentuan minimal 24 jam mengajar secara tatap muka.

Hal serupa terjadi di Provinsi Lampung. Ada 147 guru yang tidak dibayarkan tunjangan sertifikasinya, pada triwulan pertama.

"Ada 50 guru yang tidak dibayar dan tidak dapat pemberitahuan apapun. Mereka nunggu-nunggu, tapi tunjangan profesi tidak turun. Padahal rekan-rekan lain sudah dibayar tiga bulan. Ketika dicek ke bagian keuangan, Dinas Pendidikan Kota Bandung ternyata tidak mentransfer. Alasannya, ada keterangan dari pengawas bahwa para guru tersebut belum mencapai 24 jam," kata Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Senin (18/6/2012).

Menurut Iwan, rata- rata guru yang kekurangan jam mengajar itu memegang mata pelajaran IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) yang lulus sertifikasi sebelum tahun 2010.

"Padahal yang menempatkan mereka ke sekolah adalah Dinas Pendidikan. Guru dikirim terus-menerus ke sekolah, tanpa melihat jumlah siswa dan ruang kelas di sekolah tersebut. Kesalahan di Dinas Pendidikan, kenapa guru yang diberi sanksi? Kami memprotes keras ketidakadilan ini," kata Iwan.

Iwan menambahkan, sebenarnya berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2009, Dinas Pendidikan kota/kabupaten seharusnya melakukan pemetaan guru. Tetapi hal ini tidak dilakukan, dan malahan mendrop terus guru ke sekolah.

Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI), mengatakan, ketentuan 24 jam mengajar guru akan banyak memakan korban. Para guru terpaksa mengajar di beberapa sekolah, bahkan jauh dari rumah, karena pemerintah daerah tidak juga berhasil menata guru di daerah masing-masing.

"Padahal, ketentuan ini tidak dipersiapkan infrastrukturnya oleh pemerintah. Akibatnya, para guru yang jadi korban. Bahkan, ada yang meninggal karena stres jam mengajarnya dinolkan," ujar Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com