Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Penuhi Kuota, RSBI "Jemput Bola" Siswa Miskin

Kompas.com - 22/06/2012, 14:05 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata, sekolah berlabel Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) menemui kesulitan untuk menjaring siswa miskin guna memenuhi alokasi 20 persen kursi bagi siswa miskin di semua jenjang. Seperti diketahui, pemerintah menetapkan, sekolah harus menyediakan 20 persen kursi dari total siswanya bagi siswa dari keluarga miskin. Kebijakan ini diterapkan untuk membuka akses siswa dari keluarga miskin mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Akan tetapi, potret di lapangan mengatakan lain. Sekolah-sekolah umumnya kesulitan memenuhi kuota 20 persen tersebut. Alasannya, jumlah siswa miskin yang mendaftarkan diri ke sekolah RSBI masih sangat minim, baik dari segi jumlah maupun kemampuan akademiknya.

"Dari tahun ke tahun jatah 20 persen itu sulit terpenuhi," kata Kepala SMPN 1 RSBI Jakarta, Bambang K. Kartono, saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, bersama Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, Kamis (21/6/2012). 

Untuk memenuhi kuota itu, Bambang menjelaskan, tim penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolahnya melakukan "jemput bola" dan mencari siswa miskin yang memiliki kecakapan secara akademik. Proses seleksi akan dibebankan pada nilai Ujian Nasional (40 persen) dan hasil tes potensi akademik (60 persen).

"Kami akan berikan 20 persen kursi kami pada siswa miskin. Dengan catatan mereka bisa memenuhi passing grade di sekolah kami," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh juga mengingatkan sekolah-sekolah agar memenuhi kuota 20 persen siswa miskin. Pasalnya, hampir di seluruh daerah, termasuk DKI Jakarta banyak ditemukan sekolah RSBI yang sulit memenuhinya.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, hambatan menjaring siswa miskin karena adanya anggapan dan pola pikir masyarakat bahwa RSBI merupakan sekolah yang eksklusif dan mahal sehingga para siswa dari keluarga miskin merasa minder sebelum mencoba untuk mendaftar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com