Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Sejarah Kedokteran Kurang Diperhatikan

Kompas.com - 30/06/2012, 03:03 WIB

Jakarta, Kompas - Sejarah pendidikan kedokteran seolah tidak memiliki ruang dalam khazanah kesejarahan di Indonesia. Padahal, pendidikan kedokteran modern Indonesia adalah yang tertua di kawasan Asia.

”Pendidikan kedokteran di Indonesia sudah dimulai sejak pertengahan abad ke-18. Waktu yang demikian panjang ini seharusnya bisa menjadi pijakan bagi pengembangan pelayanan dan fasilitas kesehatan di masa sekarang,” kata Somadikarta, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang juga peneliti sejarah kedokteran Indonesia, Jumat (29/6), pada acara mengenang Dr Willem Bosch, perintis pendidikan kedokteran modern di Indonesia. Kegiatan tersebut digagas Perhimpunan Sejarah Kedokteran Indonesia (Persekin) yang didirikan para dokter FKUI.

Pendidikan sejarah dalam ilmu kedokteran, menurut Dekan FKUI Ratna Sitompul, sangat penting untuk membekali anak didik tentang misi kemanusiaan yang diemban para dokter. Dalam hal ini, mengungkap kembali peran Bosch sangat relevan mengingat ia adalah dokter yang tidak hanya bekerja mengobati pasien, tetapi juga mendedikasikan hidupnya membela kaum miskin agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dari pemerintah kolonial Belanda.

Wakil Ketua Persekin Firman Lubis mengatakan, dokter memiliki peran luas dalam kehidupan sosial masyarakat. Seorang dokter tidak hanya punya kewajiban mengobati pasien, tetapi juga berkewajiban membimbing dan membina masyarakat untuk sadar kesehatan. Dokter juga harus siap bekerja di berbagai pelosok terpencil.(IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com