KOMPAS.com — Hidup di negeri orang saat menimba ilmu tentu bukan perkara gampang, terutama bagi mereka yang jauh dari dukungan finansial orang tua sehingga harus mandiri menghidupi diri sendiri. Menambah uang saku dengan bekerja paruh waktu (part time) memang sebuah solusi, tetapi itu juga butuh kemauan tinggi dan kerja keras, bukan pekerjaan enteng.
"Saya mempunyai part time job sebagai waitress di Izakaya, semacam restoran kecil bergaya Jepang. Melalui part time job ini saya bisa belajar banyak hal, mulai dari memperlancar bahasa Jepang, belajar berkomunikasi, juga yang belajar etos kerja orang Jepang," ujar Yovita Lily, mahasiswi bidang studi Media, Culture, and Society di Retsumeikan Asia Pacific University (APU), Bepu, Jepang, kepada Kompas.com, Selasa (3/7/2012).
Menurut dia, banyak manfaat ia dapatkan dengan mempelajari etos kerja orang Jepang yang sehari-hari ia temui, mulai soal disiplin waktu, ketahanan mental, ketelitian, memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen atau tamu, dan sebagainya. Selain itu, kata Lily, dengan mempunyai part time ini, dirinya bisa mengurangi beban orang tua dalam masalah ekonomi.
"Sebelum saya bekerja part time, saya mengambil 50.000 yen per bulan dari orang tua. Sekarang, saya mengambil 30.000 yen per bulan. Uang hasil part time ini biasa saya gunakan untuk biaya hidup," ujar Lily, bangga.
Buang gengsi
Menambah uang saku dengan bekerja paruh waktu (part time) memang sebuah solusi ketika harus hidup jauh dari orang tua demi tuntutan studi. Namun, hal itu membutuhkan kemauan tinggi dan kerja keras karena bekerja sebagai part timer bukan pekerjaan enteng. Gengsi? Buang jauh-jauh!
Demikian menurut pengakuan Erica Marcella Dewi yang mengambil bidang studi International Transaction di jurusan Manajemen APU. Erica mengungkapkan, ada beberapa hal penting perlu diperhatikan menyangkut kerja paruh waktu. Beberapa hal itu meliputi:
- Motivasi
Bagi Erica, motivasi sangat berpengaruh dalam proses mencari part time job. Ia mengaku, motivasinya saat itu adalah keinginan untuk bisa mencukupi biaya hidupnya sendiri tanpa campur tangan orang tua.
"Saya melakukan part time job di tahun pertama sebagai orang yang bertugas untuk membersihkan setiap ruangan kelas, dan saya mampu membayar 50 persen dari biaya tempat tinggal (AP House). Di akhir tahun kedua, saya mulai mampu membiayai seluruh keperluan saya sendiri, dan hal ini membuat saya bersyukur dan bangga bahwa saya tidak membebani orang tua karena saya berasal dari keluarga menengah ke bawah," kata Erica.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.