Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkedok Infak, Madrasah Pungut Uang dari Siswa Baru

Kompas.com - 05/07/2012, 16:29 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Meskipun Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, sudah melarang sekolah ataupun madrasah dari semua jenjang pendidikan untuk menarik sumbangan dari peserta didik baru, namun ada saja yang masih melakukan aksi pungutan. Kejadian itu dialami salah satu wali murid di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pamekasan.

Pungutan yang diberlakukan kepada setiap siswa baru sebesar Rp 750 ribu per siswa. Untuk mengelabui adanya pungutan, pihak madrasah memberi nama lain, yakni infak.

AH, salah satu wali murid asal Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan yang enggan dijelaskan identitasnya mengatakan, pungutan itu diedarkan melalui surat pernyataan kepada masing-masing wali murid. "Pemberitahuannya juga mendesak dan sebelumnya tidak ada kesepakatan dengan wali murid kalau akan ada penarikan sumbangan. Namun setelah mendaftar setiap siswa disodori penarikan bernama infak," terangnya, Kamis (5/7/2012).

Ditambahkan AH, jika wali murid tidak memenuhi sumbangan bernama infak itu, maka secara otomatis siswa yang bersangkutan akan dicoret sebagai peserta didik baru dari MAN 1 Pamekasan. "Kami keberatan dengan penarikan sumbangan tersebut, apalagi Bupati Pamekasan sudah menggratiskan semua pembiayaan selama penerimaan siswa baru," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru MAN 1 Pamekasan, Husnol Hidayat, tidak mengakui jika uang yang harus dibayar masing-masing siswa merupakan pungutan. "Tidak benar kalau ada pungutan, yang ada hanya infak," kilahnya.

Ditegaskan Husnol, rapat penarikan infak memang tidak melibatkan wali murid, tetapi melibatkan komite dan kepala madrasah. "Wali murid sudah cukup diwakili komite madrasah saja untuk mengesahkan panarikan infak ini," elaknya lagi.

Ditanya soal kebijakan Bupati yang mengratiskan semua pembiayaan bagi siswa baru, Hosnol justru mengalihkan jawabannya untuk mengkonfirmasi langsung kepada Kepala MAN 1 Pamekasan. Muhammad Djufri, selaku kepala MAN 1 Pamekasan, saat ditemui di ruang kerjanya tidak ada. Staf dan guru yang ada di ruangan guru, tidak ada yang tahu ke mana pimpinan madrasah tersebut pergi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com