Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hemat Energi, Mahasiswa Didesak Beri Solusi

Kompas.com - 06/07/2012, 11:15 WIB
Luki Aulia

Penulis

SEPANG, KOMPAS.com - Untuk mengatasi isu lingkungan dan efisiensi penggunaan bahan bakar, civitas perguruan tinggi terutama mahasiswa harus didorong menjadi bagian dari solusi. Salah satu caranya dengan merangsang ide dan inovasi mahasiswa untuk menciptakan alat transportasi hemat energi.

Hal itu dikemukakan Executive Vice President Shell Global Commercial Mark Gainsborough, Kamis (5/7/2012), dalam konferensi pers ajang Shell Eco-Marathon Asia 2012 yang akan berlangsung 5-7 Juli 2012 di sirkuit internasional Sepang, Malaysia.

"Mahasiswa harus selalu diajak jadi bagian dari solusi. Tuntutan masyarakat akan mobilitas dan efisiensi bahan bakar kian tinggi," kata Gainsborough. Ajang yang telah diselenggarakan tiga kali di Asia ini merupakan tantangan jarak tempuh kendaraan paling efisien hasil karya 119 tim mahasiswa dari 18 negara.

Ada lima negara baru yang akan ikut tahun ini yakni Lebanon, Qatar, Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Korea Selatan. Tim yang paling banyak mengirimkan delegasi adalah Malaysia (28 tim), Indonesia (18 tim), dan Thailand (12 tim). "Ajang ini bukan hanya kompetisi, tetapi mewujudkan ide-ide menjadi kenyataan. Kami harap mahasiswa menjadi bersemangat mencari solusi mobilitas yang kreatif dan cerdas untuk menghadapi persoalan energi yang kita hadapi saat ini," kata General Manager Shell Eco-Marathon Asia Mavis Kuek.

Menurut Gainsborough sebenarnya inovasi kendaraan hemat energi buatan para mahasiswa belum bisa diproduksi massal atau untuk kepentingan komersial. Jadi, banyak inovasi yang bagus baru di tingkat prototipe atau uji coba dan kompetisi. "Riset dan pengembangan teknologi butuh waktu lama dan investasi besar. Tetapi tidak apa-apa. Yang penting eksperimen dan coba-coba ide dan inovasi terus," kata Gainsborough.

Untuk pertama kalinya tahun ini tim dari Indonesia ikut dalam e-mobility dengan bahan bakar baterai lithium yakni dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) serta bahan bakar hidrogen dari tim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Indonesia diwakili 18 tim dari sembilan perguruan tinggi yakni Universitas Gadjah Mada, UI, ITB, Universitas Sumatera Utara, ITS, Universitas Pendidikan Indonesia, Politeknik Negeri Pontianak, Politeknik Negeri Bandung, dan Politeknik Negeri Jakarta.

Tim dari Indonesia mengikuti kategori Prototipe dan Konsep Urban dengan berbagai kelas bahan bakar. Ajang ini juga dirancang untuk memotivasi inovasi mahasiswa untuk mengembangkan teknologi kendaraan masa depan yang hemat bahan bakar.

Peserta ditantang untuk merancang, membangun, dan menguji kendaraan yang dapat menempuh jarak paling jauh dengan pemakaian energi paling sedikit. "Kami mulai buat city car berbahan bakar premium ini sejak tahun lalu. Kuncinya, bagaimana cara mengakali efisiensi pemakaian bahan bakar. Sejauh ini hasil terbaik kami 70 kilometer per liter. Targetnya 200 kilometer per liter," kata Manajer Administrasi Tim dari USU Rio Sembiring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com