Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UI Bersih: Tindakan Gumilar Memalukan

Kompas.com - 10/07/2012, 13:07 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gerakan Universitas Indonesia Bersih menilai keputusan Rektor UI Gumilar Somantri memberhentikan Dekan Fakultas Kedokteran UI Ratna Sitompul sebagai tindakan memalukan dan membahayakan. Upaya penyingkiran Ratna dinilai bertujuan melindungi rektor dari gugatan yang dilakukan Ratna dan UI Bersih.

Pada Senin kemarin, Gumilar melayangkan surat kepada Ratna yang berisi pemberitahuan berakhirnya tugas Ratna sebagai dekan dan pelaksana harian Dekan FKUI. Pada hari yang sama, Gumilar mengeluarkan surat penugasan kepada dr Priyo Sidipratmo untuk menjalankan tugas harian sebagai Dekan FKUI.

Juru Bicara UI Bersih Ade Armando, Selasa (10/7/2012) di FKUI, mengatakan, selama ini Ratna dan UI Bersih aktif melakukan gerakan pembersihan UI dari korupsi. Menurut Ade, tindakan Gumilar mencerminkan rendahnya pengetahuan dan penghargaan Gumilar terhadap kesepakatan dan disiplin tata kelola universitas.

"Kalau masa jabatan saya habis, tidak masalah karena bagaimanapun seseorang tidak menjadi dekan selamanya. Namun, yang kami permasalahkan adalah proses ini tidak melalui prosedur. Rektor telah melanggar kesepakatan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta melanggar arahan Majelis Wali Amanat, Dirjen Pendidikan Tinggi, serta tim transisi," papar Ratna.

Sementara itu, Ketua Senat Akademik FKUI Prof Zubairi Djoerhan mengatakan, seluruh keluarga FKUI, mulai dari dosen, mahasiswa, karyawan, dan alumni, sepakat menolak putusan rektor yang menghentikan  Ratna sebagai Dekan FKUI dan mengembalikan ke Kementerian Kesehatan.

Menurut Zubairi, keputusan rektor di luar hasil kesepakatan rektor dengan MWA, tim transisi, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com