Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleknas Taekwondo Libatkan Atlet Difabel

Kompas.com - 13/07/2012, 05:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) terus berupaya meningkatkan kualitas dan prestasi taekwondoin Indonesia. Karena itu, PBTI kembali menyelenggarakan seleksi nasional (seleknas) atlet Kyorugi dan Poomsae kategori yunior pada 9-10 Juli 2012 lalu, dalam rangka menghadapi kejuaraan internasional taekwondo di masa mendatang.

Seleknas diikuti para atlet yunior yang dianggap berprestasi di tingkat dunia dan memiliki prospek bagus saat pelatnas Garuda Emas tahap I lalu, dan atlet yang secara selektif direkomendasikan oleh para pengprov, karena prestasinya di kelompok umur atau kelasnya masing-masing. Di samping itu, seleknas kali ini juga melibatkan para atlet berkebutuhan khusus (difabel), yang dianggap berprestasi dan memiliki potensi untuk mengikuti perhelatan internasional seperti atlet berkebutuhan khusus yang pernah mengikuti Pacific Deaf Games 2012 (PARA) di Seoul, Korea Selatan, lalu yang terdiri dari atlet yunior Kyorugi dan Poomsae.

Menurut Ketua Umum PBTI Letjen TNI Marciano Norman, seleknas yang dikhususkan bagi para atlet berkebutuhan khusus tersebut merupakan salah satu terobosan PBTI, yang peduli dan serius terhadap pencapaian usaha dan prestasi mereka. Dengan demikian, standardisasi bagi para atlet berkebutuhan khusus juga dilakukan secara selektif dan optimal untuk nantinya dapat meningkatkan prestasi di perhelatan-perhelatan internasional yang juga telah diagendakan oleh PBTI.  

"Melalui seleknas ini, kami ingin mendapatkan atlet terbaik, termasuk atlet berkebutuhan khusus, untuk menghadapi perhelatan internasional. Semua harus punya kesempatan yang sama untuk bisa berprestasi mengharumkan nama baik Indonesia di kancah dunia internasional. Oleh karenanya pelaksanaan seleknas ini telah kami persiapkan secara serius dan matang," ujar Marciano, yang juga merangkap sebagai Kepala BIN.

Terobosan penting lainnya yang dilakukan dalam Seleknas dan Pelatnas Garuda Emas 2012 ini adalah penggunaan sistem penilaian elektronik. Sistem ini yang nantinya juga akan digunakan pada saat PON XVIII 2012 di Riau, September mendatang.

"Penggunaan sistem penilaian elektronik dalam seleknas dan pelatnas taekwondo Indonesia ini diharapkan memberikan optimalisasi hasil di setiap kejuaraan yang diikuti karena atlet akan terbiasa dan sudah mengenal karakteristik sistem penilaian elektronik tersebut," tambah Marciano, yang baru-baru ini memperoleh gelar Honorary Black Belt DAN VII dari President World Taekwondo Headquarters di Kukkiwon

"Selain itu, saat ini seluruh kejuaraan internasional sudah menerapkan sistem ini. Jadi, pelatnas kali ini diharapkan memiliki atmosfer yang sama dengan kejuaraan sesungguhnya sehingga atlet akan lebih adaptif menerapkan strategi dan teknik bertanding di setiap kejuaraan internasional yang diikuti."

Menyinggung target yang diharapkan dalam seleknas ini, pihaknya mengaku optimistis mendapatkan tim terbaik yang mampu bersaing dengan tim unggulan negara lain. Menurut Marciano, berdasarkan hasil evaluasi Pelatnas Garuda Emas tahap I lalu, saat ini prestasi yang dimiliki atlet Indonesia tak berbeda jauh, jika berdasarkan hasil yang dicapai dalam berbagai ajang Internasional pada Januari hingga Juni 2012.

Dalam kurun waktu tersebut, beberapa taekwondoin atas nama Ahmad Nabil, Maulana Haidir, Muhammad Fazza, dan Sofiudin berhasil memperoleh perak dan perunggu dalam 12th World University Taekwondo Championship, yang berlangsung di Poecheon, Korea, 25-30 Mei 2012. Selain itu, taekwondoin Agniny baru-baru ini memperoleh medali perak dalam Kejuaraan Internasional di Yakutia Rusia. (*)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com