Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kuliah di Luar Kota, Siapkah?

Kompas.com - 15/07/2012, 04:15 WIB

AGUSTINE DWIPUTRI 

Akhir-akhir ini dan beberapa minggu ke depan ada pengumuman penerimaan mahasiswa/mahasiswi baru. Awalnya tentu mereka sekeluarga sangat gembira dan bangga dengan berita dan prestasi yang telah dicapai. Banyak siswa-siswi yang semalaman sampai tak tidur karena ”excited” dengan berbagai hal, termasuk persiapan lebih lanjut, terutama yang memilih dan diterima di luar kota. Tak jarang mereka ataupun orangtua dan keluarganya mulai merasa cemas dan bingung karena akan segera hidup terpisah meski untuk sementara waktu.

Semua ini merupakan kejadian yang wajar dialami. Meski begitu, rasanya perlu dibahas beberapa kondisi dan persiapan, baik fisik maupun psikologis, bagi semua pihak untuk menghadapi situasi semacam ini.

Kondisi psikis mahasiswa baru

Ada beberapa alasan positif mengapa seorang siswa lebih memilih berkuliah di perguruan tinggi di luar kota. Pertama, karena perguruan tinggi tersebut memiliki program studi yang memang sangat diminatinya dengan kualitas yang dipandang terbaik. Kedua, karena di kota tempat tinggalnya tidak tersedia program studi yang dicita-citakan. Ketiga, karena selain belajar, ia juga ingin mendapatkan pengalaman hidup baru yang akan memberinya kesempatan untuk melatih kemandirian diri dan sebagainya. Apa pun alasannya, kuliah di luar kota merupakan hal yang biasa terjadi dan bisa diterima masyarakat sekitar.

Dengan alasan yang berbeda, terdapat pula berbagai kondisi yang dialami mahasiswa-mahasiswi baru tersebut. Ada yang memang sudah terbiasa bepergian ke luar kota dan menyelesaikan berbagai kegiatan sendiri sehingga tidak merasa perlu memikirkan persiapan untuk hidup sendiri secara mendetail. Ada pula yang belum pernah berpisah sama sekali dengan orangtuanya, atau terbiasa diantar dan dijemput sopir menggunakan kendaraan pribadi ketika bersekolah, atau sama sekali belum pernah memasak makanan sendiri. Juga ada yang selama di SMA masih terus diawasi dalam belajar ataupun menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Beberapa kondisi yang disebutkan terakhir mungkin membuat siswa-siswi agak tegang karena merasa akan banyak perubahan dan persiapan yang harus diupayakan di kota baru. Mereka yang berasal dari kota kecil mungkin juga merasa cemas memikirkan bagaimana mereka harus bersikap dalam bergaul dengan teman-teman barunya di kota yang dipandang lebih maju.

Apa pun kondisi mereka, yang pasti mereka harus melakukan penyesuaian diri terhadap hal-hal baru yang akan ditemui. Keberhasilan dalam beradaptasi dengan lingkungan fisik rumah dan perguruan tinggi serta kondisi cuaca, sosial, ekonomi, akademis, dan budaya setempat tak lepas dari ciri kepribadian yang telah dimiliki oleh para siswa, misalnya ada yang pemberani, optimistis menghadapi hal-hal baru, ada yang pesimistis atau pencemas, sensitif, dan mudah tersinggung.

Meskipun demikian, sebagai individu yang berada pada tahap remaja akhir, biasanya mereka masih mampu mengembangkan kepribadiannya ke arah kedewasaan yang lebih matang melalui kesempatan hidup secara mandiri.

Kondisi psikis orangtua

Sebagai orangtua, selain bangga dan gembira mengetahui putra-putrinya berhasil diterima di perguruan tinggi idaman, mereka juga tak luput dari perasaan khawatir, belum siap melepas atau berpisah dengan anak, mencemaskan kesehatan anak ataupun terpenuhinya berbagai kebutuhan hidup mereka nanti. Orangtua perlu mempersiapkan diri untuk lebih banyak ”hidup sendiri” dan menghadapi situasi sepi tanpa ada lagi seorang anak yang biasa diladeni, diajak bicara, diatur, ataupun dinasihati setiap saat.

Bila memungkinkan, sebenarnya tidak masalah jika pada awalnya, orangtua masih sering datang mengunjungi atau menelepon anak agar dapat memastikan bahwa kondisi sang anak baik-baik. Hanya saja, orangtua perlu juga menyadari bahwa anak mereka sudah beranjak dewasa, tidak sama seperti ketika masuk sekolah taman kanak-kanak dulu. Pada masa remaja akhir, anak akan merasa ”risi”, canggung, dan malu kepada sebayanya jika ketahuan masih sering dijenguk orangtuanya.

Persiapan yang harus dilakukan

1. Sebelum ada pengumuman, sebaiknya orangtua dan calon mahasiswa sudah mulai bertanya kepada mereka yang sudah punya pengalaman kuliah di kota lain tersebut. Jika memungkinkan, datang berkunjung ke tempat itu dan mencari informasi mengenai kos atau rumah kerabat bagi tempat tinggal calon mahasiswa. Sesuaikan lokasi, kondisi fisik, fasilitas, dan harganya dengan keuangan yang tersedia. Selain itu, perlu juga mulai mempelajari kebiasaan dan adat-istiadat penduduk setempat.

2. Sama-sama memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan di awal penerimaan, selain juga biaya kuliah setiap semester serta biaya lain untuk berbagai keperluan hidup mahasiswa setiap bulannya.

3. Segera setelah pengumuman penerimaan, mahasiswa dan orangtua perlu memutuskan secepatnya tempat tinggal yang dipilih serta barang-barang yang paling diperlukan untuk dibeli dan dibawa untuk hidup sehari-hari ataupun untuk kuliah.

4. Mahasiswa mempersiapkan diri untuk beradaptasi dalam banyak hal, mulai dari kamar mandi yang secara fisik berbeda dengan yang ada di rumah, pemakaian kamar mandi yang bergantian dengan teman kos, masakan yang akan dimakan, cara mendapat makanan, transportasi ke kampus, hingga cara belajar di perguruan tinggi yang berbeda dengan di SMA. Sangat dianjurkan untuk berhubungan secara intensif dengan pembimbing akademis yang telah disediakan oleh perguruan tinggi untuk mendapat banyak informasi tentang hal-hal akademis, termasuk bagaimana menghadapi teman-teman baru.

5. Pelihara rasa bangga dapat berkuliah di tempat yang diidamkan sehingga membantu meredakan perasaan-perasaan negatif yang kadang muncul di awal perkuliahan, seperti rindu rumah dan kawan lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com