Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki UGM Manfaatkan Teknologi Informasi

Kompas.com - 16/07/2012, 03:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Modus operandi perjokian dalam ujian masuk program internasional Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tergolong unik. Mereka menggunakan perangkat telekomunikasi dan dilakukan oleh suatu jaringan.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Titi Savitri Prihatiningsih, Minggu (15/7), mengatakan, kasus perjokian terjadi pada ujian masuk program internasional FK UGM, Jumat lalu.

Kasus perjokian itu terungkap ketika dalam sebuah ruangan, pengawas mencurigai tingkah beberapa peserta ujian. Ketika ditelusuri, pengawas menemukan empat peserta wanita melekatkan jaringan telekomunikasi berupa mikrofon kecil yang ditempel menggunakan plester di tubuhnya. Jaringan tersebut terhubung dengan telepon seluler.

”Kasus serupa ternyata juga terjadi di beberapa ruangan lain,” kata Titi.

Menurut dia, dalam pemeriksaan selama dua tahap ditemukan 52 telepon seluler dan kelengkapannya yang dibawa 52 peserta ujian.

Selanjutnya, telepon seluler, identitas peserta, serta 52 peserta ujian dibawa ke ruang Kepala Kantor Administrasi FK UGM.

Di ruangan tersebut, sebuah telepon seluler menyala. Saat direspons keluar instruksi, ”Apakah Anda mendengar suara ini? Jika mendengar, silakan batuk satu kali.” Pengawas kemudian batuk satu kali seperti yang diperintahkan. Dari telepon seluler kemudian keluar suara, ”Kiriman jawaban soal nomor 1 sampai 10. Nomor 1 A alfa, nomor 2 B beta” dan seterusnya.

”Setelah sampai nomor 10 kemudian keluar suara lagi, ’Apakah bisa diterima dengan baik? Jika bisa silakan batuk satu kali.’ Pengawas kemudian batuk dan telepon seluler mati. Sebentar kemudian, telepon seluler yang lain juga menyala dan keluar suara seperti yang pertama,” kata Titi.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, kata dia, peserta menerima kunci jawaban dari seseorang yang masih satu jaringan.

Saat mereka dikumpulkan di ruang isolasi, sebagian peserta ujian melarikan diri. Akhirnya, tinggal tersisa 43 orang yang kemudian diserahkan ke Kepolisian Resor (Polres) Sleman untuk diperiksa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com