Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Membentuk Tim

Kompas.com - 17/07/2012, 03:33 WIB

Yogyakarta, Kompas - Universitas Gadjah Mada membentuk tim pencari fakta untuk membantu polisi yang sedang mengusut kasus perjokian pada ujian masuk program internasional Fakultas Kedokteran UGM. Kasus perjokian ini melibatkan 52 peserta ujian.

Rektor UGM Pratikno menyatakan, tim pencari fakta (TPF) akan mencari akar persoalan kasus perjokian tersebut dan meminta agar diselesaikan secara hukum. ”Kasusnya harus terus dikawal agar jangan sampai terhenti di tengah jalan,” kata Pratikno di Yogyakarta Senin (16/7).

TPF ini dikoordinasi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Iwan Dwi Prahasto. Tim juga dibantu Direktur Administrasi Akademik, Dekan Fakultas Kedokteran, Satuan Audit Internal, Satuan Keamanan Kampus, dan ahli teknologi informasi.

Di samping membantu aparat kepolisian, TPF juga bertugas merancang sistem manajemen ujian seleksi yang lebih baik agar kasus perjokian tidak terulang kembali.

Jaringan joki

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran UGM Titi Savitri Prihatiningsih mengatakan, kasus perjokian biasanya hanya melibatkan satu atau dua peserta. Saat ini, kasus perjokian melibatkan 52 peserta sehingga bisa diduga dilakukan oleh jaringan yang terorganisasi rapi. ”Kami akan meminta polisi membongkar jaringan tersebut,” kata Titi.

Menurut Titi, sebagai tindak lanjut terbongkarnya kasus perjokian itu, 52 peserta yang tertangkap basah langsung dinyatakan gugur. Bahkan, mereka tidak diperkenankan lagi mengikuti seleksi apa pun untuk masuk UGM.

Direktur Administrasi Akademik UGM Budi Prasetyo Widyobroto menyatakan, UGM selalu mengantisipasi terjadinya modus baru kasus perjokian. Dari sisi modus, kasus ini bukan hal baru, tetapi dari sisi jumlah yang terlibat memang sangat banyak.

Budi meminta orangtua calon mahasiswa dan peserta seleksi tidak mudah tergiur pada janji-janji jaringan perjokian.

”Kasus kecurangan, termasuk perjokian, pasti terungkap,” kata Budi.

Sistem online yang diterapkan UGM dalam pendaftaran calon mahasiswa baru pun, lanjutnya, dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kontak antara peserta ujian masuk dan joki. Sebab, pihak yang mengetahui identitas peserta sangat terbatas.

”Jika akhirnya ditemukan kasus kecurangan, UGM tidak akan menoleransi,” ujarnya. (TOP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com