Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Duo Afdi-Hermawan, Inventor Muda Juara Dunia

Kompas.com - 17/07/2012, 09:12 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Dua siswa SMA Negeri 3 Semarang, Zihramna Afdi dan Hermawan Maulana, tak pernah menyangka akan meraih emas dalam International Exhibition for Young Inventors (IEIY) 2012 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu. Hasil karya yang sangat inovatif mengantarkan mereka meraih penghargaan tertinggi.

Karya yang mereka ciptakan berawal dari keprihatinan melihat banyaknya orang yang merokok di sembarang tempat. Mereka pun tergerak untuk menghasilkan karya yang diberi nama T-Box dengan judul proposal aplikasi "T-Box untuk Mereduksi Bahaya CO dan CO2 di Smoking Room".

Inovasi mereka memiliki fungsi menguraikan asap rokok pada ruang merokok, sehingga T-Box dapat meminimalisasi polusi dengan cara menyaring CO2 serta memproduksi O2 bebas. Alat yang berbentuk dua kotak kecil ini memiliki sistem seperti air conditioner (AC). Jika AC mengubah udara ruang menjadi dingin, alat yang dibuat keduanya membuat asap rokok diurai menjadi oksigen sehingga ruangan, terutama di smoking room, akan tetap segar.

Proyek yang dikerjakan semasa science camp di SMAN 3 tersebut lantas diikutkan dalam lomba yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tim mereka memang hanya sebatas masuk menjadi 7 finalis dalam kategori proyek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari 1.000 proposal yang masuk.

"Tak berapa lama, pihak LIPI meminta kami untuk ikut dalam ajang IEYI. Namun, sebelumnya kami diminta menyempurnakan inovasi kami," ungkap Hermawan, saat dijumpai Kompas.com.

Generasi perubahan

Bagi Hermawan dan Zihramna, prestasi ini menjadi titik awal keinginan kerasnya untuk mendalami ilmu sains secara lebih serius. Mereka mengaku ingin menjadi generasi perubahan yang mampu memberikan kebanggaan terhadap Indonesia, terutama dalam bidang teknologi. Meski sudah menjadi siswa berprestasi internasional, mereka mengaku masih seperti anak-anak pada umumnya yang juga tetap meluangkan waktu untuk bermain dan bergaul bersama teman-temannya.

"Dengan kita bermain, atau pergi ke mana pun bisa memunculkan ide dari apa yang dialami masyarakat dan mencari solusinya," ujar remaja kelahiran 24 Mei 1996 ini.

Hermawan, putra kedua pasangan Soewadji S dan Setijawati Noegraheni, mengatakan, minat mereka melakukan sejumlah penelitian dalam bidang sains ini baru didapatkannya sejak masuk di SMAN 3 Semarang.

"Saat kami masuk, kami selalu diperlihatkan sejumlah hasil karya kakak kelas dan prestasi mereka. Dari situ kami sangat ingin melakukan berbagai penelitian dan bisa berprestasi di ajang internasional," kata Hermawan.
 
Ia lantas bercerita, ihwal menjadi "klop" dengan Afdi. Mereka pernah duduk di kelas yang sama saat kelas I SMA. Kecocokan di antara keduanya mengantarkan mereka terus melakukan sejumlah penelitian dan sama-sama bergabung dengan Forum Komunitas Sains SMA 3 Semarang (Forsga). Komunitas ini juga berdiri atas aspirasi mereka yang mulai mencintai dunia sains. 

"Kami merasa menemukan dunia kami di sini, karena kami semakin membuka wawasan untuk bisa mencari solusi dalam sejumlah permasalahan yang ada di masyarakat," tambah Afdi, putra pertama pasangan Abdul Khafid dan Ninik Budi Astuti.      

Sang guru jadi inspirator

Sosok inspirator bagi keduanya bukanlah ilmuwan besar, melainkan dua orang guru yang sangat dekat dengan mereka. Pertama, yakni guru les Afdi bernama Pridana, dan guru biologi sekaligus pembimbingnya, Agus Priyatno.

"Mereka banyak memberi masukan dan motivasi agar kami terus berprestasi, selain tentunya dukungan keluarga," ujar Afdi, yang lahir di Grobogan, 15 Februari 1995.

Sebelum melakukan penelitian T-Box, keduanya juga melakukan berbagai penelitian seperti tingkat keefektifan lampu sepeda motor, membuat susu dari jengkol, telur asin bervitamin B, dan permainan tradisional gobak sodor secara komputerisasi.

"Sayangnya, masih banyak yang gagal, tapi kami tidak akan menyerah dan terus berusaha," katanya.

Salah satu impian yang ingin diwujudkan keduanya adalah bisa mengikuti ajang kompetisi sains bergengsi internasional yang akan diselenggarakan di Amerika Serikat.

"Saat ini kami sedang melakukan penelitian dengan judul Nitroplasma, yakni untuk menghemat penggunaan pupuk dengan memanfaatkan nitrogen bebas di udara. Ini akan kami bawa dalam ajang internasional dan kami harap bisa mewujudkan impian kami," kata Afdi.

Semoga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com