Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISI Anugerahkan Gelar Empu Seni

Kompas.com - 23/07/2012, 21:39 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com--Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk pertama kalinya akan menganugrahkan Empu Seni, sebuah penghargaan bergengsi atau sejajar dengan guru besar kepada maestro Bali, I Wayan Beratha.

"Penghargaan gelar Empu Seni itu akan dianugErahkan bertepatan dengan Dies Natalis IX dan Wisuda Sarjana Seni X pada hari Sabtu, 28 Juli 2012," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S MA di Denpasar, Senin.

Didampingi Pembantu Rektor I Drs I Ketut Murdana selaku ketua panitia kegiatan tersebut dan Pembantu Rektor III Drs I Made Subrata MSi, dia mengatakan, pemberian penghargaan Empu Seni didasarkan atas berbagai pertimbangan dan hasil seleksi yang dilakukan oleh satu tim.

Sosok I Wayan Beratha, seniman andal berusia 89 tahun, kelahiran Banjar Belaluan, Denpasar, 1 Desember 1923, kini tinggal di Anbiankapas, Denpasar dinilai sangat layak untuk mendapatkan anugerah Empu Seni tersebut.

Sosok seniman andal itu dibuktikan dengan kiprahnya menunjukkan keahliannya di atas pentas, baik dalam bentuk tari maupun memainkan instrumen musik tradisional Bali.

Ia sejak kecil sudah piawai dalam menguasai berbagai jenis tari dan tabuh, sehingga dipercaya untuk memimpin tim kesenian Bali untuk mengadakan lawatan ke mancanegara.

Berbagai negara di belahan dunia pernah dijelajahinya berkat kepiawaian dalam bidang tabuh dan tari Bali. Selain itu juga mencetak kader-kader penerus, pewaris seni budaya Bali lewat pendidikan formal maupun non formal.

Pria yang hanya mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) pada zaman penjajahan Belanda itu diangkat sebagai guru Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI) dan hingga sekarang tercatat sebagai dosen luar biasa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Prof Dr I Wayan Rai S, Rektor ISI Denpasar, salah seorang murid Wayan Beratha ketika duduk di bangku SMKI menuturkan, sosok Wayan Beratha sangat tekun dan konsisten dalam menciptakan karya-karya seni.

Lebih dari belasan karya seni, baik tabuh dan tari lahir dari garapan I Wayan Beratha. Hasil ciptaannya hingga sekarang berkembang di tengah-tengah suburnya kehidupan seni budaya di Pulau Dewata.

Selain mencetak kader-kader penerus dalam bidang seni budaya lewat pendidikan formal yakni SMKI dan ISI Denpasar, kakek dari sejumlah cucu itu juga dengan senang hati membina sekaa-sekaa kesenian dari satu desa ke desa lainnya di Bali, ujar Prof Rai.   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com