Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/07/2012, 08:47 WIB
EditorInggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Binus University sejak setahun lalu menerapkan kebijakan mencabut ijazah kesarjanaan lulusannya yang terbukti melakukan korupsi. Kebijakan ini merupakan upaya dan komitmen perguruan tinggi memerangi korupsi yang makin marak di semua lini.

”Kebijakan ini selalu kami ingatkan setiap dilakukan wisuda sarjana,” kata Harjanto Prabowo, Rektor Binus University, di Jakarta, Kamis (26/7).

Menurut Harjanto, peran perguruan tinggi tidak sekadar mengajarkan ilmu, tetapi juga mendidik karakter mahasiswa. Karena itu, selain pendidikan ilmu pengetahuan, ditanamkan pula nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, dan pendidikan antikorupsi selama perkuliahan. Nilai-nilai ini harus diimplementasikan di masyarakat.

”Karena itu, jika terbukti melakukan korupsi, berarti sarjana gagal mengimplementasikan nilai-nilai perguruan tinggi sehingga ijazah kesarjanannya pantas dicabut,” kata Harjanto.

Andreas Chang, Wakil Rektor Binus University Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Komunitas, menambahkan, lulusan Binus University harus punya jiwa membangun bangsa secara terus-menerus. Seumur hidup, mereka menyandang visi dan misi alumni. ”Secara moral, alumni yang terbukti korupsi tidak berhak menyandang gelar dari Binus University,” tutur Andreas.

Kampus makin peduli

Secara terpisah, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka mengatakan, perguruan tinggi kini semakin peduli terhadap upaya pencegahan korupsi. Langkah yang ditempuh misalnya menyelenggarakan pendidikan antikorupsi, seperti yang dilakukan ITB sejak 2009.

”Pencegahan korupsi melalui pendidikan di kampus akan lebih baik dibandingkan dengan menyelesaikannya ketika korupsi sudah terjadi,” kata Akhmaloka.

Pendidikan antikorupsi di ITB, lanjutnya, termasuk yang sangat diminati karena banyak kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa, mulai dari diskusi kasus-kasus korupsi di Indonesia dan dunia, upaya pencegahannya, sampai studi kasus negara yang berhasil memberantas korupsi.

”Mahasiswa juga diajak berdiskusi tentang titik-titik lemah di ITB yang memungkinkan terjadinya korupsi sehingga bisa dilakukan pencegahan sejak dini,” ujar Akhmaloka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+