Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Mengubah Kampung Muka Jadi "Lembah Karya"

Kompas.com - 27/07/2012, 10:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Empat mahasiswi semester III dari Universitas Indonesia (UI) bermimpi dapat mengubah paradigma pendidikan yang selama ini tertanam di benak anak-anak jalanan yang tinggal di pemukiman kumuh dan padat penduduk. Sejumlah strategi pun disiapkan untuk menggolkan misi besar tersebut.

Mereka adalah Fitriyatun Ni'mah (Fakultas Psikologi), Rindi Danika Sari (Fakultas Hukum), Anisa Nuriatifah (Fakultas Kedokteran Gigi), dan Putri Hardiyanti (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Pertemuan empat mahasiswi ini terbilang cukup insidentil, yakni saat bersama-sama mengikuti program Indonesia Leader Development Program (ILDP) sekitar satu tahun di kampus mereka.

Lokasi yang mereka bidik adalah Kampung Muka, sebuah kampung yang berada tak jauh dari Stasiun Kota, Jakarta Pusat. Di kampung tersebut ada sekitar seratusan anak-anak usia SD-SMP dari puluhan kepala keluarga.

Secara kasat, anak-anak di Kampung Muka memang telah mengenyam bangku sekolah, khususnya untuk jenjang sekolah dasar (SD). Akan tetapi, menurut pengamatan mereka, anak-anak di kampung itu hampir tidak memiliki tujuan yang jelas untuk apa bersekolah. Tak jarang, mereka lebih menyukai kegiatan di luar sekolah. Entah menjadi pengamen, pemulung, atau pekerjaan kasar lainnya yang notabene belum pantas dilakoni anak usia sekolah.

"Kami pernah tanya untuk apa mereka bersekolah? Mereka jawab, lulus sekolah itu hanya keberuntungan. Kalau pun lulus, kami akan bekerja sebagai buruh," kata Fitriyatun Ni'mah, saat ditemui Kompas.com, di Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/7/2012).

Berangkat dari fenomena tersebut, Fitri bersama timnya merasa prihatin. Setelah melakukan pendekatan secara intensif dan sejumlah penelitian kecil, mereka akhirnya menyusun sebuah proposal bernama "Lembah Karya". Di dalamnya ditulis tentang sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan di kampung itu. Mulai dari pendidikan informal yang segmentasinya disesuaikan dengan usia, pendidikan agama, dan kegiatan lain yang dapat merangsang minat dan bakat anak-anak agar lebih positif dan memiliki tujuan hidup yang lebih tinggi.

Nama "Lembah Karya" sendiri memiliki filosofi cukup kuat. Yakni, di mana nantinya kampung Muka yang diartikan seperti "Lembah" dapat berubah dan menjadi perkampungan maju dengan penduduk yang memiliki pola pikir berpendidikan. Sebagai catatan, kampung Muka diapit oleh gedung-gedung pusat perbelanjaan dan hotel mewah.

"Kami akan mengubah lembah itu (Kampung Muka). Paling utama diubah paradigma berpikirnya mengenai pendidikan," kata Rindi Danika Sari.

Rindi mengungkapkan, anak-anak Kampung Muka terbuai dengan penghasilan semu dari pekerjaan kasar yang mereka lakoni. Atas dukungan dari tokoh masyarakat di kampung itu, mereka berkesimpulan perlu ada orang-orang yang datang secara rutin dan terus menerus untuk mengubah paradigma berpikir anak-anak akan pentingnya pendidikan.

"Secara konsep 'Lembah Karya' intinya akan mendesain kepribadian mereka, kita bimbing agar memiliki nilai, visi, dan bakat," kata Fitri.

Saat ini, proposal Lembah Karya terpilih menjadi 10 proposal terbaik dalam Unilever Leadership Actions of Sustainability (ULAS). Untuk itu, Unilever akan menggelontorkan dana sekitar Rp 20 juta untuk mendukung implementasi proposal tersebut.

Proposal itu akan dievaluasi setelah dua bulan pelaksanaan dengan pendampingan dari pakar sustainability. Secara umum, Unilever menggagas ULAS dengan tujuan untuk merangsang dan mendapatkan pemimpin masa depan yang memiliki minat pada isu sosial.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com