Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koneksi Internet Buruk Ganggu Uji Kompetensi

Kompas.com - 31/07/2012, 01:47 WIB

Jakarta, Kompas - Uji kompetensi guru bersertifikat gelombang pertama ditunda hingga 2 Oktober 2012. Ujian kemarin dilanda masalah terkait koneksi internet, mulai dari kesulitan membuka data hingga internet mati, sehingga guru tak bisa mengakses soal ujian.

”Kami cek dulu. Kami masih upayakan pakai cara online. Kalau benar-benar tidak bisa, kami lakukan manual,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Syawal Gultom, di Jakarta, Senin (30/7).

Secara nasional, uji kompetensi guru (UKG) online diikuti 985.409 guru dari total 1.006.211 peserta di 448 kabupaten/kota. Ujian tertulis/manual diikuti 20.802 guru di 49 kabupaten. Direncanakan gelombang I (30 Juli-12 Agustus) ada di 3.658 lokasi dengan 72.820 komputer.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistyo mengatakan, kegagalan UKG online terjadi hampir di semua daerah. ”Menyedihkan, memilukan, dan memprihatinkan. Tujuan UKG yang baik untuk pemetaan kompetensi guru gagal pada hari pertama karena ketidaksiapan pemerintah,” ujarnya.

Di Jakarta dan Sukabumi, koneksi ke server pusat sempat gagal. ”Guru juga enggak bisa log in untuk isi data dan mengerjakan soal. Ditunggu sampai pukul 10.00 tidak connect juga, akhirnya UKG batal,” kata Wahyuto, Kepala SMKN 1 Sukabumi, Jawa Barat.

Di Yogyakarta, dari laporan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, pada gelombang III hanya 13 dari 63 pos UKG yang berhasil log in. ”Sudah latihan internet berhari-hari malah batal. Kami masih waswas untuk tes berikutnya,” kata Masringah, guru SMP Muhammadiyah 6 Yogyakarta.

Di Banjarmasin dan Solo, sinkronisasi data peserta ke server pusat di Jakarta juga terganggu. Akibatnya, jadwal ujian mundur hingga satu jam.

Di Jakarta, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, UKG bukan alat untuk meningkatkan kemampuan guru atau menyatakan lulus atau tidak lulus.

Selain pemetaan, UKG juga sebagai dasar pengembangan keprofesian berkelanjutan. Sebagai profesi, pendekatannya profesionalitas, bukan politik. ”UKG semata untuk kualitas guru,” kata Nuh.

(LUK/ELN/ABK/EKI/WER/ZAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com