Jakarta, Kompas -
”Jaringan internet kami mulai lancar sehingga UKG (uji kompetensi guru) bisa diikuti guru-guru,” kata Nandang Jau, Wakil Kepala SMKN 1 Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
Latumahalo Domingus, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Maluku, mengatakan, akses internet masih menjadi masalah di sejumlah daerah di Maluku, seperti Aru, Buru, Buru Selatan, dan Maluku Tenggara.
Dari laporan yang dihimpun organisasi guru, seperti PGRI, dan Federasi Serikat Guru Indonesia, dari sejumlah daerah, persoalan UKG online bukan hanya gagal akses ke server pusat yang mengakibatkan banyak guru tidak bisa ikut ujian sesuai jadwal. Para guru yang berhasil log in ke soal UKG online pun mengalami banyak soal tertukar, ada soal yang pilihan jawabannya tidak ada yang benar, atau gambar tak ada sehingga soal tak bisa dijawab dengan benar.
Ketua umum Pengurus Besar PGRI Sulistyo mengungkapkan, hasil UKG online yang pelaksanaannya semrawut tidak layak dijadikan data untuk pemetaan kompetensi guru. Sebab, hasilnya diyakini tidak akan menggambarkan kompetensi guru yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pembinaan guru.
Secara terpisah, pelatih guru nasional Itje Chodijah mengatakan, UKG tampaknya merupakan jalan pintas pemerintah pusat untuk turun tangan langsung menjamah kompetensi guru. Selama ini, informasi mengenai kompetensi guru tidak terakomodasi dengan baik melalui komponen-komponen penyelenggara pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, UKG penting untuk memetakan titik kekuatan dan kelemahan pengajaran setiap guru.