Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknisi Harus Mumpuni, Sabar Hadapi Guru Gaptek...

Kompas.com - 08/08/2012, 14:54 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknis penyelenggaraan uji kompetensi guru (UKG) terus menuai kritik sejak dimulai 30 Juli lalu. Salah satunya, terkait jaringan internet di tempat uji kompetensi (TUK). Namun, penyelenggaraan UKG di lokasi SMA Negeri 26 Tebet terpantau lancar tanpa kendala teknis yang berarti.

Suhadi (48), teknisi UKG Online 2012 yang bertugas di SMA ini mengatakan, proses ujian online di laboratorium komputernya tidak mengalami kendala yang berarti dari segi instalasi karena kondisi laboratorium yang dikelolanya ini memang dalam keadaan prima.

"Yang saya baca, pemberitaan selama ini UKG berjalan kacau, tetapi di sini tidak. Kecuali kendala teknis dari pesertanya, kalau instalasinya sudah tidak ada masalah," katanya saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (8/8/2012) siang.

Suhadi pun menguraikan kunci keberhasilan penyelenggaraan UKG di TUK tempatnya bertugas. Sejak persiapan awal, dia sudah mengikuti instruksi resmi sistem UKG yang diterimanya.

"Karena sebenarnya sudah ada software sistem UKG yang diterima TUK. Kemudian di-install dengan benar, dibaca petunjuknya juga. Jadi kalau ada masalah yang terjadinya disini, teknisi sudah tahu mengatasinya," tutur Suhadi.

"Kalau sekolah atau TUK ini sudah dipersiapkan dengan layak, seperti memilih provider yang dedicated. komputer yang ada servernya akan maksimal bekerja, kedua memori setiap komputer juga minimal 1GB, ada CD room-nya, dan bukan layar CRT tetapi flat, kemudian hard-disk-nya minimal diatas 20GB, dan yang paling penting tenaga teknisi harus pula mumpuni," jelasnya kemudian.

Guru gaptek

Meski jaringan mendukung, Suhadi tak menampik ada sejumlah kendala juga yang muncul dalam pelaksanaan UKG di tempatnya bertugas.

"Kendala yang datangnya dari pusat, kita sudah tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali menunggu keputusan UKG sesi berikutnya, Oktober. Kesalahannya seperti salah soal, atau gagal login untuk tiga mata pelajaran SMA , yaitu Bahasa Indonesia, PKn dan BK, revisinya mungkin bulan Oktober juga," katanya.

Selain itu, kendala datang pula dari guru peserta dalam UKG. Suhadi mengatakan, banyak guru SD dan guru yang berusia tua yang sama sekali tak bisa mengoperasikan komputer. Oleh karena itu, teknisi harus sabar menghadapi guru yang gagap teknologi.

"Teknisi ya harus sabar dan perlu perjuangan memberi tahu guru-guru tua. Sempat pernah jengkel juga sih, waktu itu ada satu orang guru yang tanpa diperintah sudah masuk ke nomor soal, tiba-tiba dia sudahi sendiri ujiannya, hasilnya ya nol," kata Suhadi sambil menyesali peserta yang tidak patuh pada aturan.

"Kasihan juga kan, katanya sih pengawas LPMP bakal melaporkan hal tersebut ke dinas pendidikan, biar peserta itu bisa diikutkan lagi di sesi berikutnya, kasian, cuma karena kesalahan sedikit jadi gagal," tambahnya.

Namun, Suhadi juga mengatakan bahwa dari TUK ini pula, ada guru yang berhasil mendapatkan nilai 75, dan juga nilai 80.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com