Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jawaban Mendikbud Soal Kritik terhadap UKG

Kompas.com - 09/08/2012, 15:41 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menjawab kritik yang dilontarkan oleh publik terkait penyelenggaraan uji kompetensi guru (UKG). Meski masih banyak kelemahan secara teknis maupun substansi dalam penyelenggaraannya, Nuh menegaskan bahwa UKG penting untuk memperbaiki kualitas guru di Indonesia.

"Program ini bukan untuk membuka aib, tetapi untuk melakukan perbaikan kualitas dan kinerja guru. Adapun hasil UKG nanti hanya akan menampilkan nilai rata-rata per provinsi dan kabupatennya saja, bukan perorangan," katanya saat pemaparan lanjutan rapat kerja bersama dengan Komisi X DPR RI, di Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Nuh tak menampik adanya sejumlah masalah dalam teknis pelaksanaan UKG di berbagai daerah. Namun, menurutnya, kementerian berupaya memperbaiki kegagalan yang sudah terjadi sehingga tidak terulang di gelombang berikutnya.

"Soal trouble yang terjadi, kita terus melakukan perbaikan, terutama hal-hal yang sifatnya teknis. Sebab, program ini konsen pada 2,9 juta guru di Indonesia," tambahnya.

Sudah ada sekitar 514.000 guru yang ikut dalam UKG gelombang pertama. Sisanya, diupayakan ikut dalam gelombang kedua. Selain mendapatkan guru-guru yang dinilai berada di bawah standar, lanjutnya, proses ini akan memangkas sekitar 33.000 guru per tahun yang masuk dalam kategori pensiun.

Guru-guru yang berada di bawah standar akan diberikan pengembangan kompetensi dan kembali melalui pengukuran kinerja dan uji kompetensi berikutnya. Selain itu, Nuh menambahkan bahwa kementerian terus berupaya melakukan perbaikan dalam penyediaan guru-guru baru.

"Untuk guru baru juga, kita akan menggelar seleksi khusus, calon tersebut akan diasramakan untuk memperkuat kompetensi kepribadian dan sosialnya, serta untuk meningkatkan kemampuan mengampu mata pelajaran ganda, mayor minor. Ini untuk mempermudah distributor, dan mereka juga akan diberikan beasiswa biar jadi guru itu tidak susah," tuturnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com