Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Rancang "Mesin Pintar" Pemupukan

Kompas.com - 13/08/2012, 12:18 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Pemberian pupuk dengan takaran yang tepat bisa jadi tak akan merepotkan lagi di masa depan. Tim dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil merancang sebuah "mesin pintar" untuk pemupukan.

Mesin dengan nama resmi Mesin Pemupuk Dosis Variabel yang Dilengkapi dengan RTK-DGPS ini mengadopsi konsep tepat dosis, tepat waktu dan tepat lokasi dalam pemupukan. Salah satu anggota tim perancang, Radite PAS mengatakan bahwa hubungan pupuk dan tanaman menjadi salah satu parameter yang akan menentukan hasil panen, selain faktor genetik, lingkungan dan budi daya.

"Konsep pertanian presisi adalah pertanian yang tetap berorientasi kepada produksi tinggi yang tetap menggunakan bahan kimia tapi dampak lingkungan diturunkan," katanya.

Oleh karena itu, aplikasi pupuk pada tanaman juga harus tepat sesuai dengan kebutuhan spesifik dari tanaman. Dan mesin ini akan mengaplikasikan hal itu pada tanaman dan lahan. Radite tak menampik bahwa mesin ini masih menggunakan sejumlah bahan kimia, seperti pestisida dan herbisida. Namun, dia menegaskan bahwa penggunaannya masih sesuai dengan takaran.

Cara kerja mesin

Mesin bekerja melalui beberapa tahap. Pertama, bagian kamera pada mesin yang dibawa oleh pesawat dan dilengkapi oleh GPS ini akan melakukan pengamatan sehingga bisa menentukan waktu pemupukan serta dosis pupuk yang tepat.

"Dari kamera tersebut bisa terlihat mana saja tanaman yang harus diberikan pupuk dengan dosis yang banyak atau dosis yang sedikit," ungkapnya.

Setelah itu, mesin yang dilengkapi oleh perangkat pemantau dosis dan pengubah dosis akan mengukur sehingga mesin bisa memberikan dosis sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Dengan demikian, lanjutnya, kelebihan dari penggunaan mesin ini dibandingkan sistem pemupukan konvensional adalah dampak lingkungan yang lebih terkendali karena penggunaan pupuk kimia yang sesuai dengan kebutuhan dan berdampak pula pada peningkatan produktivitas tanaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com