MALANG, KOMPAS.com - Malang Corruption Watch (MCW) menilai, Komite Sekolah yang selama ini menjadi penghubung antara wali murid dengan pihak sekolah, cenderung membela sekolah. Hal ini menyebabkan komite dianggap tak bisa dipercayai lagi. Kritik MCW ini disampaikan melalui aksi dengan menyebarkan 1000 brosur bertuliskan "Ikuti dan Awasi Rapat Komite Sekolah", di Alun-alun Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/8/2012).
Sebelum membagikan brosur, 20 anggota MCW melakukan sholat jenazah, sebagai simbol matinya perhatian Dinas Pendidikan kepada sekolah.
Koordinator aksi, Rusdiyanto mengatakan, selama ini Komite Sekolah hanya dijadikan perpanjangan tangan dari pihak sekolah untuk memungut. Sebab, pihak sekolah, sesuai dengan peraturan yang berlaku, tidak boleh memungut biaya apapun kepadasiswa.
"Komite Sekolah hanya dijadikan alat untuk sekolah supaya bisa memungut kepada siswa," ujarnya.
Seharusnya, lanjut Rusidyanto, Komite Sekolah bisa mendorong orangtua untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk ide, bukan uang seperti yang terjadi saat ini.
Oleh karena itu, dalam dua bulan kedepan, MCW akan melakukan pengawasan kepada sekolah-sekolah, terutama Komite Sekolah. Sebab, setelah lebaran, pihak sekolah akan melakukan rapat komite untuk menentukan besaran Sumbangan Biaya Pengembangan Pendidikan (SBPP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.