Styrofoam Ramah Lingkungan dari Sekam Padi

Kompas.com - 23/08/2012, 11:06 WIB
Ali Sobri

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com – Styrofoam temuan Arif Rahmatullah kini semakin dikenal publik. Di tengah protes terhadap penggunaan styrofoam plastik yang dinilai mengancam keseimbangan lingkungan, Arif berhasil menemukan styrofoam yang lebih ramah lingkungan.

Biasanya, styrofoam yang dijadikan isolator panas itu terbuat dari bahan plastik sintesis atau karbon-intens yang sulit untuk diurai di bumi atau non-biodegredable. Namun, styrofoam rancangan Arif bersama timnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, ini bersifat mudah diurai di bumi atau biodegredable karena terbuat dari bahan organik yaitu sekam padi.

Styrofoam sekam padi ini memiliki nilai konduktivitas yang hampir sama dengan styrofoam (plastik). Dengan kata lain, sekam padi dapat dijadikan isolator panas seperti halnya styrofoam,'' ujarnya, Selasa (14/8/2012), seperti dilansir dari laman resmi ITS.

Secara singkat, Arif menjelaskan proses pembuatan styrofoam dari sekam padi. Pertama-tama, sekam padi dicampur dengan dedak padi dan kedelai, lalu direndam beberapa hari. Kemudian, rendaman itu dikukus dan didinginkan. Untuk proses akhir, rendaman dibubuhi ragi tempe, dan dicetak dengan cetakan yang sudah dibuatnya sendiri menyerupai bentuk wadah.

Karya mahasiswa jurusan Teknik Kimia agkatan 2009 itu pun dapat diterima publik, bahkan diakui di dunia internasional. Karena karyanya, Arif menjadi salah satu dari 12 besar finalis kompetisi internasional Bayer Young Enviromental Envoy (BYEE) 2012, dan akan berjuang di Leverkusen, Jerman, bersama timnya, Muhammad Fahmi, Angga Pradikta, Muhammad Maktum Muharja, dan Dita Ahmeta.

Arif meyakini, penemuannya nanti mampu memberikan alternatif penggunaan styrofoam di pasaran. Selain memiliki fungsi yang sama dengan yang berbahan dasar plastik, karyanya juga dianggap bisa menyelamatkan lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian lokal.

Selain kandungannya, Arif memilih bahan dasar sekam padi karena melimpahnya bahan tersebut di Indonesia. Di Pulau Jawa saja, Arif mencatat, produksi sekam padi rata-rata mencapai angka 7 juta ton per tahun.

Styrofoam yang biasa digunakan dalam pengepakan dan pengiriman makanan siap saji selama ini terbuat dari bahan yang sukar terurai di bumi sehingga penumpukan limbahnya bisa menyebabkan pencemaran lingkungan, menghambat laju penyuburan tanah dan menimbulkan polusi berkepanjangan. Butuh sekitar 500 tahun lebih untuk mengurai limbah styrofoam plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau