Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunat Dana Siswa Miskin, Kepala Sekolah Diusir

Kompas.com - 23/08/2012, 15:24 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Hari pertama masuk sekolah di SD Pulau Battoa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (23/8/2012), diwarnai aksi protes puluhan orang tua siswa miskin. Mereka memprotes Kepala SD Pulau Battoa Sitti Maryam karena dituding memotong dana bantuan siswa miskin sebesar Rp 60.000.

Baco, salah satu orang tua siswa yang berdemo, menuntut Sitti Maryam mengembalikan dana yang telah disunat secara sepihak. Baco bahkan mendesak Dinas Pendidikan setempat agar memindahkan kepala sekolah tersebut dari pulau mereka ke tempat lain.

"Jangan pernah ada praktik korupsi di pulau yang bersih ini. Pejabat atau kepala sekolah yang tidak bersih tolong keluarkan dari pulau sebelum memcemari yang lain," tegas Baco.

Baco menuding korupsi dengan cara memotong hak orang miskin sudah beberapa kali dilakukan Kepala SD Pulau Battoa Sitti Maryam yang baru beberapa bulan bertugas di daerah itu.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah SD Pulau Battoa, Amin, juga sepakat dengan sikap warga. Amin mengaku, dirinya kerap jadi sasaran kemarahan warga pulau lantaran dituding bersekongkol dengan pihak sekolah. Padahal, aku Amin, tak sepersen pun dia menikmati dana potongan dari siswa.

"Saya ini tak sepersen pun menikmati dana potongan, tapi tiap hari didatangi dan diprotes warga terkait potongan dana miskin," keluh Amin dengan kesal.

Dari pantuan Kompas.com, protes orang tua siswa di SD Pulau Battoa membuat kegiatan belajar dan mengajar terganggu. Bahkan para siswa telantar karena guru tidak berada di kelas. Para guru memilih tinggal di ruang guru.

Seemntara itu, Kepala SD Pulau Battoa Sitti Maryam mengaku, pihaknya telah memotong bantuan untuk siswa miskin (BSM). Namun, hal itu dilakukan atas kesepakatan orang tua siswa, bendahara, dan sekretaris komite sekolah.

"Kami potong karena sudah kesepakatan bersama orang tua dan bendahara, tapi kalau mereka menuntut dikembalikan, kami akan kembalikan. Dan saya siap tinggalkan pulau kalau memang sudah tak dikehendaki," tegas Sitti Maryam.

Dia mengaku, pemotongan dana BSM sudah dilakukan dua kali, yang pertama memotong Rp 50.000 dan yang kedua Rp 60.000. Sitti menegaskan, pemotongan itu sudah berdasarkan kesepakatan bersama.

Ketua Komite SD Pulau Battoa Amin yang hadir dalam protes itu menuding Sitti Maryam sebagai pembohong. Menurutnya, para orang tua malah tak pernah diberitahu pihak sekolah saat pembagian dana bantuan siswa miskin.

Merasa dipojokkan warga, Stti Maryam akhirnya bersedia mengembalikan dana yang telah dipotong, termasuk bersedia mengundurkan diri sebagai kepala sekolah jika sudah tidak dikehendaki warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com