Oleh Ester Lince Napitupulu
Berlokasi di antara area transmigrasi di Kelurahan Kalampangan, Sabangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sekolah ini bermitra
”Sekolah pertaniannya berdasarkan teori-teori, sedangkan petani berdasarkan pengalaman langsung,” kata Satriawan,
Meskipun sarana dan prasarana di SMKN 7 Palangkaraya masih terbatas karena merupakan pengembangan dari SMKN Kecil 1 sejak 2006, kehadiran sekolah ini mampu memberi inspirasi pengembangan pertanian. Pemerintah setempat mulai melirik potensi sekolah menengah pertanian ini untuk bisa mengembangkan potensi pertanian yang bisa diterapkan di lahan gambut.
Potensi yang dilirik sekolah ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk bisa menyediakan bibit berbagai tanaman yang dibutuhkan para petani. Para petani umumnya menanam sayur-mayur, seperti pare, kacang panjang, gambas, bayam, dan daun bawang.
Selain mengembangkan pembibitan sayur-mayur, sekolah juga memperkenalkan budidaya tanaman buah naga dan bunga rosela. Kedua tanaman ini belum terlalu dikenal di Palangkaraya. Kalaupun ada, tanaman itu didatangkan dari Jawa.
Budidaya buah naga dan rosela dilakukan di lahan sekolah yang menjadi tempat praktik pertanian para siswa.
Dari hasil uji coba sekolah, ternyata budidaya tanaman bunga rosela (Hibiscus sabdariffa) sangat cocok di lahan gambut yang kandungan air dan asamnya cukup tinggi.