Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus ke SMK, Izin SMA Diperketat

Kompas.com - 30/08/2012, 05:33 WIB

Jakarta, Kompas - Izin pembukaan SMA baru bakal diperketat karena pemerintah fokus untuk mengembangkan sekolah menengah kejuruan. Diharapkan pada tahun 2020 nanti sekolah kejuruan minimal 60 persen dari jenjang pendidikan menengah.

”Di sejumlah daerah, kebutuhan SMA sudah mencukupi,” kata Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, Rabu (29/8).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, perbandingan SMA dan SMK saat ini masih 51:49. Pada tahun 2015 nanti, dengan penambahan SMK, jumlah SMK ditargetkan menjadi 55 persen.

Mulai tahun 2013, kata Nuh, pemerintah membuat program pendidikan menengah universal sebagai rintisan wajib belajar 12 tahun. ”Tentu akan ada peningkatan pembangunan sekolah menengah. Namun, sesuai kebijakan nasional, penambahan lebih banyak ke SMK,” kata Nuh.

Saat ini terdapat sekitar 22.000 SMA/SMK. Jumlah siswa sekitar 9 juta orang.

Menurut Hamid, SMK memang masih mengandalkan layanan dari masyarakat. Sekitar 63 persen SMK saat ini merupakan sekolah swasta.

Hamid menyarankan pendirian SMK baru atau penambahan ruang kelas baru di SMK dilakukan di daerah yang proporsi SMA-nya sudah banyak. Di Pulau Jawa, misalnya, jumlah SMA dinilai sudah cukup sehingga didorong untuk menambah SMK.

Adapun daerah perbatasan dan yang masuk koridor Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) didorong untuk membangun SMK. Demikian juga kota/kabupaten yang angka partisipasi kasarnya di bawah nasional, akan ditambah dengan SMK.

Ia menambahkan, pihaknya sudah meminta sekolah membantu siswa untuk memastikan pilihan yang tepat. ”Jika siswa ingin langsung kuliah, lebih tepat ke SMA. Jika ingin bekerja dulu, lebih baik ke SMK. Meskipun nanti tetap bisa untuk kuliah,” ujarnya.

Djoko Suharto, Guru Besar Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung, mengemukakan, pemerintah mesti berkonsentrasi meningkatkan investasi di pendidikan menengah, khususnya untuk vokasi. Sekitar 70 persen bahkan lebih generasi muda Indonesia sebaiknya meneruskan SMK yang relevan.

Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan SMK yang mendukung perkembangan industri atau lapangan kerja di daerah atau bahkan disiapkan untuk mengisi pasar global.

Marlock, Koordinator Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia, mengatakan penguatan pendidikan di SMK sejak awal sudah ditanamkan kepada siswa untuk bergerak di sektor industri.

(ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com