Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2012, 08:09 WIB
|
EditorCaroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berupaya memperlebar akses pendidikan tinggi dengan berencana mendirikan Akademi Komunitas (AK) yang menawarkan program vokasional D-1 dan D-2. Rektor Universitas Dr Moestopo (Beragama), Sunarto mengatakan, perguruan tinggi swasta tak perlu merasa terancam dengan kehadiran AK.

Menurutnya, AK justru dapat menjadi perangsang semangat perguruan tinggi untuk mendongkrak mutu pendidikannya.

"Memang belum terlihat eksistensinya, tapi kalau soal terancam saya pikir tidak perlu. Kita bisa bersaing secara mutu dan sehat," kata Sunarto kepada Kompas.com, di kampus Moestopo, Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Sunarto menjelaskan sejumlah barometer untuk mengukur kualitas sebuah perguruan tinggi, yaitu sesuatu yang masuk, proses, dan hasilnya. Persaingan masing-masing AK dan perguruan tinggi bisa dilakukan selama radarnya mengarah ke area tersebut.

"Kan semua bisa dinilai, bagaimana proses pendidikan dan kualitas para mahasiswa lulusan," tambahnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memulainya 9 September mendatang dengan menancapkan tiang pancang pertama di Kabupaten Pacitan, salah satu dari 20 kabupaten/kota tempat AK akan didirikan.

Aturan mengenai AK tercantum dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) yang belum lama disahkan oleh DPR. Tujuannya, selain untuk memperlebar akses ke pendidikan tinggi, AK diharapkan dapat menjadi alternatif siswa lulusan di jenjang SMA dan meningkatkan daya saing sumber tenaga kerja secara nasional. Para pengajarnya dipilih dari instruktur di dunia industri.

Ke depan, pemerintah akan membangun satu AK berstatus negeri di setiap kota besar seluruh Indonesia. Masyarakat pun bisa berpartisipasi membuka AK swasta dengan ketentuan.
Mengenai lokasi, AK diprioritaskan di daerah yang menjadi kantung-kantung tenaga kerja Indonesia (TKI), dan daerah dengan populasi tinggi. Selain itu, daerah dengan sumber daya alam yang belum terkelola juga menjadi sasaran lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    27th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com