Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Lokal Tak Perlu Jadi Bahasa Pengantar Pendidikan

Kompas.com - 01/09/2012, 11:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahasa ibu atau bahasa lokal lebih baik tak dijadikan bahasa pengantar pendidikan. Variasi bahasa lokal sangat heterogen sehingga tak mungkin digunakan berkomunikasi kecuali variasinya relatif sama.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mahsun. Dia mengatakan, masing-masing daerah memiliki dialek yang berbeda sehingga sulit ditentukan variasi lokal yang akan dipakai sebagai pengantar pendidikan oleh guru di sekolah. Belum lagi kesulitan lain karena harus menerjemahkan bahan pelajaran ke dalam bahasa lokal tersebut.

“Yang digunakan itu bahasa varian, bahasa ibu setempat bukan bahasa standar. Saya menolak bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan,” kata Mahsun di gedung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta, Jumat (31/08/2012).

Mahsun berpendapat, bahasa ibu atau bahasa daerah bukanlah bahasa daerah. Menurutnya, konsep bahasa ibu sebagai bahasa daerah itu menyesatkan karena suatu daerah administratif bisa memiliki banyak bahasa. Dicontohkannya, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 11 bahasa dan di Kabupaten Sumbawa memiliki lima bahasa.

“Yang disebut bahasa ibu itu variasi lokal bisa (berupa) dialek, subdialek, atau bahasa itu sendiri. Untuk muatan lokal itu bagus, tetapi bukan untuk bahasa pengantar pendidikan,” katanya.

Heterogenitas itu, lanjutnya, akan menghambat peserta didik dalam memahami proses belajar. Meski tetap harus memelihara bahasa lokal karena banyak nilai yang terekam dalam bahasa tersebut, namun, lebih baik tidak menonjolkan bahasa lokal dalam pengajaran sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com