Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneliti Durian, Grace Natalie Raih Medali Emas

Kompas.com - 07/09/2012, 15:11 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Ampas kulit durian yang biasanya dibuang ternyata bisa dijadikan komoditas bermanfaat sebagai briket. Pemanfaatan itu bisa dilakukan berkat inovasi Melody Grace Natalie (17), siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Stella Duce I Yogyakarta.

Inovasi tersebut disampaikan dalam Asia Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) yang digelar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sejak 2 September 2012 hingga Jumat (7/9/2012). Berkat hasil penelitiannya, Grace meraih prestasi dengan meraih medali emas dalam bidang lingkungan.

Grace juga berhasil menjadi peneliti perempuan terbaik dan penghargaan poster paling menarik dalam konferensi penelitian ilmiah untuk para pelajar SMA se-Asia Pasifik itu. Ia menyampaikan presentasi berjudul "Durio zibethinus Waste to Alternative Energy".

Limbah durian mencapai hampir 80 persen dari buah itu. Setelah melalui pyrolisis atau dekomposisi termokimia dari material organik, kulit durian menjadi arang dan dibentuk briket. Setiap 1,5 kg kulit durian menghasilkan 675 gram briket. Kulit durian mengandung 39,3 persen karbon.

Sebagai upaya untuk membakarnya lebih mudah, briket dapat dibentuk menjadi 90 bongkah dengan berat masing-masing 7,5 gram. Setelah dibakar selama empat menit, bara briket dapat bertahan selama hampir satu jam. Briket durian menghasilkan 6.805 kalori per gram.   

"Kualitas briket itu sama dengan arang batok kelapa. Hasil penelitian bisa ditindaklanjuti dengan mengenalkan briket kepada masyarakat desa dan menjadi biofuel untuk masa depan," tuturnya.

Selain briket, penilitian itu juga menghasilkan asap cair dari kulit durian sebanyak dua liter setelah melalui pyrolisis dan penyulingan. "Hampir 90 persen dari asap cair durian berupa etanol dan potensial digunakan sebagai bioetanol," tutur pelajar berparas cantik itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com