Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMK Mengembangkan Industri Kreatif Batik

Kompas.com - 10/09/2012, 08:16 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

Peningkatan permintaan batik Sasambo membuat sekolah kewalahan. Sekolah tidak bisa hanya mengandalkan siswa.

Sekolah mempekerjakan 26 alumnus yang dinilai memenuhi syarat. Mereka bekerja di bengkel tekstil enam hari per minggu. Jika Minggu diminta masuk, dihitung lembur. Para alumnus diperlakukan sebagai pekerja profesional dengan gaji dari ratusan ribu rupiah hingga Rp 2 juta per bulan.

”Dengan menggandeng alumni, kami tidak perlu lama melatih. Mereka memproduksi batik secara rutin supaya ada stok batik di galeri,” kata Salmah.

Bagi alumni, lapangan kerja di sekolah membuat mereka lega. ”Senang, begitu lulus bisa kerja meski kerjanya di sekolah. Ini menambah pengalaman kerja. Saya berharap pesanan meningkat supaya kami bisa terus bekerja,” ujar Yuliana (19), alumnus tahun 2012.

Selain mempekerjakan alumni, kadang-kadang sekolah menggandeng sejumlah perempuan di sekitar sekolah yang membutuhkan pekerjaan. Pengerjaan batik bisa dilakukan para ibu rumah tangga di rumah.

Sekolah berencana meningkatkan fasilitas ruangan produksi agar dapat meningkatkan jumlah produksi. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan pemasaran ke luar NTB.

Kemampuan SMKN 5 Mataram menjadikan sekolah sebagai sentra batik Sasambo membuat sekolah ini digandeng banyak pihak untuk pelatihan batik. Para guru diminta melatih perajin dan anak-anak putus sekolah. Sebaliknya, untuk meningkatkan kemampuan, pemerintah setempat membiayai enam siswa mengikuti pelatihan tekstil batik di Yogyakarta.

Kerajinan lain

Di antara ratusan batik Sasambo siap pakai, pengunjung galeri bisa menikmati hasil kerajinan lain karya siswa. Sesuai dengan program keahlian di SMKN 5 Mataram, siswa mengembangkan kriya kulit, kayu, keramik, dan logam.

Siswa program kriya kayu sering mendapat permintaan untuk membuat furnitur, plakat kayu dengan sentuhan motif tradisional, atau membuat akar kayu menjadi karya seni yang menarik, seperti meja atau benda seni lain. Kerajinan kayu cukil serta ornamen kulit kerang mutiara di furnitur kayu yang dikerjakan siswa juga diminati.

Program keahlian kriya keramik mampu mengembangkan kreativitas siswa. Sekolah ini pernah digandeng perusahaan keramik yang memasok kebutuhan hotel-hotel di sekitar Lombok.

Permintaan pelatihan keramik juga dilayani sekolah. Pemerintah daerah menggandeng sekolah untuk membantu perajin gerabah mengembangkan desain dan motif baru hingga mengenalkan teknologi pengolahan dan pembakaran keramik yang lebih efektif.

Permintaan tenaga untuk mendesain dan membuat perhiasan juga cukup potensial karena ada pusat-pusat perhiasan mutiara, seperti di Sekarbela, Mataram, Lombok.

Dalam hal kriya kulit, para siswa mampu mendesain beragam kerajinan, seperti sepatu, tas, ikat pinggang, dompet, dan barang-barang lain dari kulit.

Sekolah memanfaatkan potensi kriya yang dipelajari di sekolah untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa industri kreatif layak dilirik. Dengan demikian, NTB yang memiliki potensi wisata mendapat dukungan sumber daya manusia dan kreativitas, yang siap meraih kemajuan dan kesejahteraan dari keunikan di daerah terkait.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com